KUNINGAN (MASS) – Pemerintah Kabupaten Kuningan tengah menggulirkan wacana kebijakan pendidikan baru yang mengatur jam masuk sekolah dimajukan menjadi pukul 06.30 serta penerapan sistem lima hari belajar. Wacana itu memantik berbagai respons dari kalangan pendidik, namun pada dasarnya diterima sebagai upaya membentuk karakter dan kedisiplinan siswa sejak dini.
Pada Podcast Kuningan Mass, Rabu (18/6/2025), Dr. Udin Khaerudin, M.Pd, Kasi Kurikulum dan Penilaian SMP Disdikbud Kuningan, menyampaikan wacana tersebut sejalan dengan nilai-nilai pendidikan karakter lokal seperti Pancawaluya dan program 7 Kebiasaan Anak Hebat. Menurutnya, pembiasaan bangun pagi akan memberi dampak positif terhadap kesiapan belajar, kedisiplinan waktu, dan penguatan nilai tanggung jawab dalam diri siswa.
“Masuk lebih pagi bukan sekadar soal waktu, tapi ini adalah momentum untuk melatih tanggung jawab dan ketekunan. Ini pendidikan karakter yang sangat konkret,” ujarnya.
Menanggapi wacana tersebut, Toto Sugiarto, M.Pd, Wakasek SMPN 2 Maleber, mengungkapka, pihak sekolah telah memiliki pengalaman dalam uji coba masuk pagi selama bulan Ramadan.
“Selama Ramadan kami mulai kegiatan belajar sejak pukul 06.30, dan siswa mampu menyesuaikan. Bahkan kami melihat tingkat fokus mereka di pagi hari justru meningkat,” katanya.
Meski belum diterapkan secara penuh, sekolah-sekolah di Kuningan mulai mempersiapkan diri secara bertahap. Sosialisasi kepada orang tua, penguatan sarana pendukung seperti kantin sehat dan layanan antar-jemput, hingga penyusunan ulang jadwal pelajaran menjadi bagian dari strategi adaptasi. Ia menambahkan, untuk mewujudkan sistem lima hari sekolah, perlu penyesuaian jadwal yang matang agar beban belajar tetap proporsional.
“Yang penting bukan hanya waktunya, tapi juga ritme dan semangat belajarnya. Kami optimis jika ini disiapkan dengan baik, maka bisa jadi perubahan positif,” tambahnya. (argi)
Selengkapnya, tonton video di bawah ini :
