KUNINGAN (MASS) – Bertempat di GOR Serba Guna Husnul Khotimah 1, Sabtu (22/2/2025), santri level 7 dan 8 MTs mengikuti program Sosialisasi Pepes Gurita yang merupakan bagian dari dauroh pembinaan di Pondok Pesantren Husnul Khotimah. Program ini dilaksanakan oleh Bagian Pembinaan Husnul Khotimah bekerja sama dengan Klinik Pratama Husnul Khotimah dan Bulan Sabit Merah Remaja (BSMR).
Perwakilan dari BSMR, Kais Mahmud, yang juga menjabat sebagai Sekretaris, menjelaskan bahwa Pepes Gurita bertujuan untuk mencegah dan mengatasi penyebaran penyakit kulit, khususnya scabies, yang rentan terjadi di lingkungan asrama.
“Program Pepes Gurita ini merupakan bagian dari dauroh yang diselenggarakan oleh Bagian Pembinaan Husnul Khotimah. Kami bekerja sama dengan Klinik Pratama Husnul Khotimah serta Bulan Sabit Merah Remaja dalam pelaksanaannya,” ujar Kais Mahmud.
Setelah penyampaian sosialisasi, para santri melakukan penjemuran kasur untuk mengatasi scabies di asrama. Setelah proses penjemuran, akan dilakukan penyemprotan massal ke tiap-tiap ranjang di setiap kamar. Kemudian, pada malam harinya, akan diadakan penyalepan massal menggunakan salep permethrin kepada santri kelas 7 hingga kelas 10 MA untuk membasmi kuman yang ada di kasur.
Kepala Klinik Pratama Husnul Khotimah, H. Mustofa, Kep.Nurs, Ph.D., turut memberikan penjelasan mengenai program ini dan urgensinya dalam menjaga kesehatan santri.
“Alhamdulillah, untuk santri ikhwan, sosialisasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kali ini difokuskan pada pencegahan penyakit scabies. Sebagai tambahan, kami juga menyoroti pencegahan penyakit lainnya serta perilaku merokok yang harus dihindari,” terang Mustofa.
Fokus utama hari ini adalah edukasi mengenai penyakit scabies serta operasional dari Pepes Gurita—atau yang dikenal sebagai program eradikasi scabies di pondok. Setelah sesi edukasi, seluruh santri melakukan penjemuran kasur di asrama, kemudian dilanjutkan dengan penyemprotan ranjang menggunakan permethrin.
Proses ini didukung oleh tim asrama dan Bulan Sabit Merah Remaja. Pada malam hari, seluruh santri akan melakukan penyalepan salep permethrin secara serentak di satu asrama, dipandu oleh kakak-kakak BSMR dan wali asrama. Santri juga diinstruksikan untuk tidak terkena air selama delapan jam setelah pengolesan salep. Besok paginya, kegiatan akan dilanjutkan dengan kebersihan massal.
“Mudah-mudahan, ini menjadi salah satu langkah efektif untuk mengeradikasi penyakit scabies di pondok pesantren, mengingat pesantren merupakan lingkungan yang cukup rawan terhadap penyakit kulit,” ujar Mustofa.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para santri akan pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan guna mencegah penyakit kulit. Dengan kolaborasi yang baik antara pihak pondok, tenaga medis, dan santri, Pepes Gurita menjadi langkah nyata dalam menciptakan lingkungan pesantren yang lebih sehat dan nyaman. (deden)
