KUNINGAN (MASS) – Sejumlah pemilik toko di kawasan pertokoan Siliwangi mengeluhkan dampak larangan parkir yang diberlakukan. Mereka menyebut kebijakan ini menyebabkan penurunan jumlah pelanggan karena pengunjung enggan berjalan jauh dari tempat parkir yang telah disediakan.
Indra (42), salah satu pemilik toko, mengatakan bahwa sejak diberlakukannya aturan tersebut, jumlah pembeli mengalami penurunan yang signifikan. Senin (3/2/2025) kemarin.
“Dulu, ketika masih boleh parkir di depan toko, pelanggan lebih ramai. Sekarang jauh berbeda, mungkin karena tempat parkir yang jauh . Harapannya, parkir bisa dikembalikan seperti dulu,” ujarnya.
Keluhan serupa disampaikan oleh Yati (50), pedagang lainnya di kawasan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa banyak pelanggan, terutama orang tua, yang enggan berbelanja karena harus berjalan cukup jauh dari lokasi parkir ke toko.
“Dulu boleh parkir di sini karena belum ada aturan seperti sekarang. Sekarang tempat parkir jauh dari pertokoan yang membuat toko menjadi sepi, jadi banyak orang malas belanja. Biasanya mereka turun dari kendaraan dan langsung belanja, tapi sekarang banyak yang memilih tidak datang sama sekali,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pendapatannya menurun drastis sejak aturan ini diterapkan.
“Sekarang toko hanya ramai di hari minggu aja. Saya sudah membayar kontrak toko dengan harga mahal, tapi fasilitas seperti parkir malah tiada. Kalau terus begini, saya tidak tahu apakah akan tetap bertahan atau tidak. Banyak pedagang lain juga berharap parkir bisa dikembalikan, karena ini menyangkut kelangsungan usaha kami,” tambahnya.
Sebelumnya, Pemerintah telah menyediakan beberapa titik parkir alternatif di sekitar pertokoan Siliwangi, seperti di Puspa Langlangbuana, samping pos polisi Citamba. Namun, para pedagang menilai lokasi parkir tersebut kurang efektif karena tidak memberikan kenyamanan bagi pelanggan yang ingin berbelanja dengan mudah.
“Kami dulu juga sudah pernah rapat meminta tempat parkir di area pertokoan, namu katanya tempat parkir sudah di sediakan,” tuturnya.
Pedagang berharap ada solusi dari pemerintah agar usaha mereka tidak semakin merugi akibat berkurangnya pelanggan. (ddn/mgg)