KUNINGAN (MASS) – Kasus dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu anggota DPRD Kuningan hingga kini belum usai. Kabarnya, masih dalam tahap proses pemanggilan saksi dan verifikasi informasi. Hal tersebut, tidak heran memicu berbagai reaksi dari berbagai elemen.
Seperti yang dilakukan oleh Forum Masyarakat Peduli Kemanusiaan Kuningan yang menggelar audiensi pada pukul 10.30 WIB. Selanjutnya, sekitar pukul 14.30 WIB mahasiswa yang mengatasnamakan dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) turut mengontrog ke Gedung DPRD Kuningan, Jum’at (31/1/2025).
Tuntutan yang mereka ungkapkan tidak berbeda jauh dengan apa yang dilakukan oleh Forum Masyarakat Peduli Kemanusiaan Kuningan saat pagi. Mereka meminta DPRD Kuningan agar bersikap tegas dan segera menuntaskan kasus dugaan perselingkuhan tersebut. Hal itu dikatakan langsung oleh Ketua GMNI Kuningan Hendra Nur Rochman.
“Baru 100 hari kerja setelah dilantiknya para anggota DPRD Kuningan. Sudah banyak polemik yang sifatnya tidak beretika dan tidak professional. Mengenai kasus dugaan perselingkuhan sudah melanggar aturan dan sumpah janji mereka,” ujarnya.
Saat menggelar aksinya itu, selain membawa APK poster dan bendera, mereka juga membawa alat music yaitu gitar yang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu yang mereka orasikan. Bahkan, mereka juga membawa mobil-mobilan yang kemudian dibakar ditengah demonstrasi.
Pantauan awak media, saat bungkus mobil-mobilan itu habis dilahap si jago merah, nampak terdapat 3 buah ban bekas mobil, sehingga membuat massa semakin semangat. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk luapan kekecewaan mereka.
“Kami menilai, kalau permasalahan ini terus-terusan tidak diselesaikan, maka DPRD Kuningan akan memelihara nilai-nilai atau sifat-sifat yang nantinya mereka tidak akan dipercaya oleh masyarakat kuningan,” ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, Ketua BK DPRD Kuningan Eman Suherman menjawab serupa dengan apa yang disampaikannya kepada Forum Masyarakat Peduli Kemanusiaan Kuningan pagi tadi. Ia menerangkan, pihaknya kini tengah melakukan proses penyelesaian permasalahan kasus dugaan perselingkuhan.
“Insyaallah bahswa saya tidak pernah mau diintervensi. Tuntutan yang dipinta oleh adik-adik mahasiswa sekalian untuk menjalankan proses secara professional akan kami lakukan. Planning kami di akhir Februari ini selesai dan akan memberikan rekom kepada pimpinan untuk dimusyawarahkan,” jawabnya. (argi)