KUNINGAN (MASS) – Dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan hasil pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan terus menggencarkan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman/Tumbuhan (Gerdal OPT).
Ternayar, kegiatan tersebut dilakukan pada Kamis (30/1/2-25) kemarin di lahan seluas 20 Ha Poktan Rukun Tani III Desa Wanasaraya Kecamatan Kalimanggis, Poktan Karya Mandiri Desa Mandapajaya Kecamatan Cilebak lahan seluas 20 Ha dan Poktan Mobar Hurip Desa Sukadana Kecamatan Cibeureum lahan seluas 8 Ha.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, hadir secara langsung bahkan turun ke sawah di Desa Wanasaraya. Dalam keterangannya, Wahyu mengungkapkan Gerdal OPT bertujuan untuk mengendalikan hama dan penyakit OPT yang berpotensi merusak tanaman dan mengancam produksi dan produktivitas pertanian.
“Diskatan Kuningan sejak awal tahun 2025 ini, gencar melaksanakan Gerdal OPT dan sampai hari ini sudah dilaksanakan sebanyak 25 kali Gerdal OPT. Hal tersebut berdasarkan hasil pantauan dan pengamatan dari Petugas POPT dan laporan dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat yang rutin memberikan informasi serangan hama penyakit yang harus kita antisipasi. Kami berharap agar organisme pengganggu tanaman bisa dikendalikan supaya kita dapat meningkatkan produksi dan produktivitas. Dan melalui kegiatan ini diharapkan agar hasil panen melimpah ruah, terbebas dari hama penyakit” ungkapnya.
Wahyu menyampaikan bahwa pengendalian OPT dilakukan secara terpadu dengan melibatkan Brigade Proteksi Tanaman, para penyuluh pertanian, Petugas POPT dan petani.
“Kami berkomitmen untuk membantu petani dalam mengatasi serangan hama dan penyakit agar produksi pertanian tetap optimal dan mendukung ketahanan pangan daerah,” ujarnya.
Lebih lanjut Wahyu mengatakan, gerakan pengendalian yang dilakukan di Desa Wanasaraya ini mencakup berbagai metode pengendalian, seperti penggunaan agen hayati, penyemprotan pestisida yang ramah lingkungan, serta pemberdayaan petani dalam menerapkan teknik budidaya yang dapat mengurangi risiko serangan hama. Beberapa jenis OPT yang menjadi fokus pengendalian di antaranya penyakit : BLB/Kresek, Blas dan hama berupa Penggerek Batang (Sundep/Beluk), Wereng Coklat & Wereng Hijau (Tungro), Tikus, & Hama Putih Palsu (HPP) dan ulat grayak.
“Untuk hari ini di Wanasaraya, dilakukan pengendalian OPT BLB (Bacterial Leaf Blight) yakni gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyebabkan penyakit blas dan kresek pada tanaman padi. Penyakit kresek disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae yang menyerang daun padi. Penyakit ini berawal dari genangan air yang menyebabkan tanah tidak sehat dan mudah terinfeksi jamur dan bakteri. Kemudian daun padi yang terserang akan terlihat kuning dan lama-kelamaan akan mati. Dan untuk pengendalian dilakukan sejak awal, terutama pada musim hujan seperti saat ini” jelasnya.
Pihaknya di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, kata Wahyu, berharap bahwa gerakan ini dapat meningkatkan kesadaran petani dalam melakukan pengendalian hama secara tepat guna, sehingga produktivitas pertanian di daerah ini tetap terjaga. (eki)