Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Kemiskinan Struktural Permanen: Asal-usul Standar Ganda dalam Sistem Ekonomi Global

KUNINGAN (MASS) – Dalam sejarah ekonomi dunia, terdapat sebuah fenomena yang menciptakan ketimpangan global dan kemiskinan struktural permanen.

Sistem ekonomi berbasis riba, yang berakar dari revisi Taurat oleh kaum Yahudi, telah menciptakan standar ganda yang memperkaya segelintir orang sambil memiskinkan mayoritas penduduk dunia.

Artikel ini akan mengungkapkan bagaimana sistem ini menciptakan kemiskinan struktural permanen di negara-negara Asia dan Afrika.

Kemiskinan struktural permanen yang melanda negara-negara Asia dan Afrika bukanlah sekadar fenomena ekonomi. Ia merupakan manifestasi dari ketidakadilan sistemik yang telah mengakar selama berabad-abad.

Sistem ekonomi global berbasis bunga atau riba menjadi penyebab utama ketimpangan ini, memerangkap negara-negara miskin dalam siklus utang dan ketergantungan.

Dalam konteks sejarah dan eskatologi, akar dari sistem ini dapat ditelusuri pada penulisan ulang ajaran Taurat oleh sebagian kaum Yahudi, yang menciptakan standar ganda dalam perlakuan terhadap riba.

Transformasi Riba dalam Taurat: Dari Keadilan ke Eksploitasi

Taurat asli yang diwahyukan kepada Nabi Musa melarang riba dengan tegas, guna melindungi keadilan ekonomi dan mencegah eksploitasi. Firman dalam Keluaran 22:25 jelas menyatakan:

“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku yang miskin di antaramu, janganlah engkau berlaku seperti seorang penagih hutang, dan janganlah engkau bebankan bunga kepadanya.”

Namun, setelah pembuangan ke Babilonia, sebagian kaum Yahudi melakukan revisi terhadap Taurat untuk menyesuaikan dengan kepentingan mereka. Larangan riba tetap diberlakukan dalam komunitas Yahudi, tetapi diizinkan terhadap orang non-Yahudi. Dalam Ulangan 23:20 tertulis:

“Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapi dari saudaramu sendiri janganlah engkau memungut bunga.”

Revisi ini menciptakan standar ganda yang melahirkan ketidakadilan ekonomi. Di satu sisi, komunitas Yahudi terlindungi dari dampak eksploitasi riba, sementara di sisi lain, mereka memanfaatkan sistem ini untuk mendominasi perdagangan dan keuangan non-Yahudi.

Riba dan Sistem Ekonomi Global

Ketika perbankan modern lahir, prinsip riba ini menjadi fondasinya. Sistem berbasis bunga memungkinkan akumulasi kekayaan oleh segelintir pihak, sementara mayoritas lainnya terperangkap dalam lingkaran utang. Negara-negara Asia dan Afrika, yang sebagian besar dijajah selama ratusan tahun, mewarisi sistem ekonomi ini setelah kemerdekaan.

Namun, alih-alih membebaskan diri, negara-negara ini justru semakin tenggelam dalam utang luar negeri. Bunga yang dibebankan pada utang tersebut terus meningkat, sementara sumber daya alam mereka dieksploitasi untuk membayar utang tersebut. Alhasil, kemiskinan struktural menjadi permanen, dan rakyat di negara-negara ini terus menderita akibat sistem ekonomi yang tidak adil.

Riba, Dajjal, dan Misi Kontrol Global

Dalam perspektif Eskatologi Islam, sistem riba ini merupakan bagian dari misi Dajjal untuk menciptakan ketergantungan global. Sistem ini memberikan ilusi kemakmuran, tetapi pada hakikatnya menciptakan ketimpangan yang semakin tajam.

Negara-negara miskin dipaksa tunduk pada kekuatan ekonomi besar yang mengontrol pasar global, sementara sumber daya mereka dikuras tanpa akhir.

Dajjal, sebagai simbol kekuatan materialistik dan tirani global, menggunakan sistem ekonomi berbasis riba untuk menundukkan umat manusia. Negara-negara miskin di Asia dan Afrika, yang kaya akan sumber daya alam, menjadi korban utama eksploitasi ini.

Refleksi: Menuju Sistem Ekonomi yang Adil

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kemiskinan struktural permanen bukanlah takdir, melainkan hasil dari sistem yang dibangun di atas ketidakadilan. Islam, melalui Al-Qur’an, menawarkan solusi yang tegas:

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena (tekanan) penyakit gila. (Larangan ini karena) mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan ribaā€¦” (QS, Al-Baqarah: 275).

Dalam konteks eskatologi, perjuangan melawan sistem berbasis riba adalah bagian dari misi Imam Mahdi dan Nabi Isa. Mereka akan menegakkan keadilan ekonomi global, menghapus sistem yang telah menindas umat manusia selama berabad-abad.

Namun, perjuangan ini bukan hanya tugas mereka. Sebagai umat manusia, kita memiliki tanggung jawab moral untuk membangun sistem ekonomi yang lebih adil, yang berlandaskan pada prinsip keadilan dan keberlanjutan.

Kemiskinan struktural permanen yang melanda Asia dan Afrika bukanlah akibat dari kekurangan sumber daya, melainkan hasil dari sistem ekonomi global berbasis riba yang menciptakan ketergantungan dan eksploitasi. Sistem ini, yang berakar pada revisi ajaran Taurat, menjadi alat kontrol global yang memperparah ketimpangan.

Perjuangan melawan riba adalah perjuangan melawan ketidakadilan. Dalam perspektif eskatologi, sistem ini akan digantikan dengan tatanan ekonomi yang adil di bawah kepemimpinan Imam Mahdi dan Nabi Isa.

Hingga saat itu tiba, menjadi tugas kita untuk melawan ketidakadilan ini dan memperjuangkan dunia yang lebih baik.

Dalam konteks krisis ekonomi global yang semakin mendalam, solusi pada skala makro tampaknya kian sulit dicapai, terutama karena sistem ekonomi dunia yang terpusat pada riba, ketimpangan struktural, dan dominasi kekuatan geopolitik tertentu.

Namun, sebagaimana yang ditawarkan oleh Syekh Imran Hosein, masih terdapat ruang bagi upaya pada level mikro, yakni melalui penguatan ekonomi lokal berbasis komunitas, penerapan prinsip-prinsip syariah, dan transisi menuju ekonomi non-riba.

Langkah-langkah ini dapat menjadi solusi sementara dan bersifat strategis untuk bertahan dan membangun ketahanan, sembari menunggu munculnya tatanan global baru yang akan membawa keadilan ekonomi universal.

ŁˆŲ§Ł„Ł„Ł‡ Ų§Ų¹Ł„Ł…

Maman Supriatman (Akademisi)
MS 08/01/25

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement