Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Uncategorized

Mengenal Lebih Dekat Sosok Peraih Kuningan Award

KUNINGAN (MASS) –  Pada rapat Paripurna Peringatan Hari Jadi Kuningan ke 519 Senin lalu, Pemkab Kuningan memberikan penghargaan kepada tiga orang yang dinilai sudah berjasa.

Ketiga orang peraih Kuningan Award itu akan bahas satu persatu oleh kuninganmass.com. Masyarakat Kuningan  harus mengetahui agar apa yang mereka lakukan bisa menjadi insfirasi.

Sosok pertama yang dikupas adalaha Drs H Hafidin Achmad. Warga Kuningan pasti mengenaol sosok sederhana tapi cerdas ini.

Ia merupakan salah seorang tokoh anutan dalam bidang keagamaan Islam dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di Kabupaten Kuningan.

Mantan Ketua MUI Kabupaten Kuningan tahun 1999-2014 ini dilahirkan di Kuningan tanggal 8 Januari 1938. Ia  menikah dengan Hj Nani dan dikaruniai 7 orang anak yaitu Hj Wiwi Robaniyah, Laela Muniroh, Hj Yoyoh Fauziyah, Hj Mamah Rohmah.

Lalu,  Ela Alawiyah, Yeni Sofiyani, dan Doni Mohammad Qodri Romdoni. Ia dikenal sosok ayah dekat anak-anak dan mampu menghantarkan ke pintu kesuksesan.

Mengawali karier sebagai Pegawai Kantor Penerangan Agama di Surabaya Provinsi Jawa Timur pada tahun 1960. Kemudian kembali ke tanah kelahiran menjadi Kepala KUA Kecamatan Ciniru dan Kecamatan Garawangi pada tahun 1966.

Terakhir Hafidin pensiun dari PNS sebagai Kepala Seksi Urusan Agama Islam Kementrian Agama Kabupaten Kuningan pada tahun 1994. Usai pensiun ia terjun ke dunia politik.

Pada tahun  1995-1999 Ia menjadi anggota DPRD Kabupaten Kuningan. Masuknya  ke parlemen memberian warna tersendiri sehingga wakil rakyat pada saat itu lebih berwarna.

Sementara itu, pekerjaannya pada saat ini adalah   sebagai Ketua Umum Yayasan Pendidikan Islam Karangtawang (YASPIKA). Selain itu juga  Anggota Dewan Pembina Yayasan Al-IHYA Cigugur.

Banyak tidak mengenal bahwa ternyata mantan Ketua MUI ini adalah seorang penulis artikel dan buku. Banyak karyanya dimuat di berbagai media cetak baik media lokal, regional maupun nasional.

Yang paling fenomenal  adalah  menulis buku berjudul “Nabi Palsu” pada tahun 2014. Dilanjutkan  dan menulis jurnal tentang Laporan Ahmadyah di Kabupaten Kuningan.

Falsafah hidup yang ditekankannya  adalah “Setiap perbuatan dan perkataan apapun yang kita lakukan harus bernilai ibadah atau setiap perbuatan dan atau perkataan yang bernilai ibadah harus mendorong hati kita untuk melaksanakannya”. (agus)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement