KUNINGAN – Maraknya kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Kabupaten Kuningan mengundang keresahan masyarakat. Beberapa warga memberikan testimoni terkait dampak dan solusi atas masalah itu, serta menyampaikan harapan mereka untuk perbaikan situasi keamanan.
Hikmal (20), warga Desa Ciporang RT 02 RW 01, Kecamatan Maleber, menyampaikan kekhawatirannya. “Curanmor sangat meresahkan, ya tentunya jadi membuat kecemasan dari diri kita sendiri dan selalu merasa curiga terhadap orang asing,” ungkapnya, Selasa (24/12/2024).
Ia menambahkan, peningkatan keamanan desa sangat diperlukan, terutama karena kasus-kasus tersebut sering terjadi pada malam hari. Oleh karena itu, ia mengusulkan pemasangan CCTV di tempat parkir sebagai langkah pencegahan.
“Harapannya, pihak aparat harus cepat menanggapi kasus-kasus ini agar curanmor tidak terjadi lagi,” tambahnya.
Egis (24), warga Perumahan Alam Asri Jl. Bunut 30, Desa Kasturi, turut mengungkapkan pentingnya kewaspadaan. Dengan maraknya curanmor, masyarakat harus lebih aware atau selalu berhati-hati terhadap kendaraan pribadi.
“Ini perlunya peningkatan kerja sama antara warga dan pihak yang berwajib,” imbuhnya.
Sementara itu, Alpiyah (20), warga Desa Hantara, Kecamatan Hantara, menyoroti dampak curanmor terhadap rasa aman masyarakat. Curanmor tentu merugikan masyarakat dan menimbulkan rasa tidak aman. Sebagai langkah preventif, Alpiyah menyarankan agar pengendara selalu waspada, seperti mengunci stang, memasang GPS, atau alarm pada motor.
“Kalo bisa, di setiap tempat umum atau daerah parkir harus ada CCTV dan satpam untuk meningkatkan keamanan,” katanya.
Ade Rivan (23), warga Jl. Wahyu, Kelurahan Kuningan, menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam menyimpan kendaraan. Ia menyarankan penggunaan kunci gembok tambahan untuk motor dan selalu memastikan pagar rumah terkunci.
“Curanmor di Kuningan sudah marak, maka kita harus tetap waspada dan mencari tempat aman untuk menyimpan motor,” ujarnya. (argi/ddn-mgg)