KUNINGAN (MASS) – Adanya Informasi gelaran Babarit pada momen CFD di depan Pendopo Kuningan benar-benar sudah dinanti oleh warga. Buktinya, warga sudah bersiap-siap sejak pagi hari.
Mereka bukan hanya bersiap menonton atraksi satu tahun sekali ini. Tapi, juga mereka sudah bersiap dengan ‘senjata’ masing-masing berupa kresek, nampan dan benda-benda rumah tangga lainnya bisa mengangkut isi tumpeng dan buah-buahan.
Bagi warga Babarit merupakan ajang berburu nasi tumpeng raksasa. Bukan hanya ingin menikmati kelezatan nasi tumpeng tapi juga berburu keberkahan.
Tidak sedikit yang percaya bahwa memakan nasi tumpeng itu memberikan keberkahan. Maka warga rela berdesak-desakan berburu nasi tumpeng.
Begitu prosesi upacara sudah beres, tanpa dikomando mereka berburu nasi tumpeng. Bahkan, untuk buah-buhan dan sayuran ketika acara berlangsung sudah diserbu oleh warga.
Warga yang membawa kresek langsung memasukan lauk pauk, nasi dan isi yang ada di nasi tumpeng. Tidak kalah oleh yang lain ibu paruh baya membawa nampan dan dingkul langsung menyerbu.
Meski warga yang lainnya marah karena langsung menyerobot. Ibu paruh baya itu tidak menghiraukan, yang ada didalam pikirannya bagaimana membawa nasi dan isi tumpeng sebanyak mungkin.
“Kapan lagi bisa bawa nasi tumpeng gratis dan penuh berkah kalau tidak pada saat Babarit,” ucap ibu paruh baya itu sambil tersenyum simpul.
Tidak perlu waktu lama dalam hitungan menit dua nasi tumpeng raksasa langsung ludes seketika. Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini warga lebih rapih dalam mengmabil nasi sehinga tidak berserakan di jalan.
“Tadinya dalam konsep babarit ingin makan bersama. Kami sudah menyipakan nasi timbel. Tapi yah begitulah yang namanya warga tidak sabaran, tapi engga apa-apa yang penting mereka senang dan acara lancar,” ucap Bupati Acep Purnama.
Acep mengaku, pada Babarit tahun ini ada yang beda yakni masalah warnai tumpeng. Biasanya warna kuning, tapi tahun ini nuansanya menjadi merah putih.
“Kan HUT RI makanya temanya semangat kemerdekaan. NKRI harga Mati,” ucap Acep. (agus)