Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Mereka yang Dikutuk Menjadi Kera

KUNINGAN (MASS) – Kisah tentang Bani Israil yang dikutuk menjadi kera disebutkan dalam beberapa Ayat, seperti dalam Surah Al-Baqarah (2: 65), Surah Al-A’raf (7: 163-166), dan Surah Al-Maidah (5: 60). Peristiwa ini berkaitan dengan pelanggaran terhadap aturan Allah terkait hari Sabat (Sabtu).

Allah memerintahkan kepada suatu kelompok Bani Israil yang tinggal di dekat laut (disebut dalam tafsir sebagai “penduduk Aylah”), untuk memuliakan hari Sabat dengan tidak melakukan pekerjaan duniawi, termasuk menangkap ikan. Hari Sabat dikhususkan sebagai hari ibadah dan penghambaan kepada Allah.

Namun, Allah menguji mereka dengan cara menjadikan ikan-ikan muncul dalam jumlah besar pada hari Sabat, yang tidak terlihat pada hari-hari lainnya. Godaan ini membuat sebagian dari mereka mencoba mencari cara untuk melanggar perintah Allah tanpa merasa bersalah.

Sebagian dari mereka berusaha menyiasati hukum Allah dengan memasang perangkap ikan pada hari Jumat sore, sehingga ikan-ikan tertangkap pada hari Sabat tanpa mereka “secara langsung” menangkapnya. Kemudian, mereka mengambil ikan-ikan tersebut pada hari Minggu.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Secara teknis, mereka menganggap diri mereka tidak melanggar hukum Sabat, tetapi secara nyata mereka telah melanggar perintah Allah.

Dalam komunitas tersebut, terdapat tiga kelompok. Pertama, kelompok yang secara aktif melanggar aturan Sabat. Kedua, mereka yang menasihati agar pelanggaran dihentikan. Ketiga, mereka yang tidak melanggar tetapi juga tidak ikut menasihati, dan beranggapan bahwa menasihati kelompok pelanggar adalah sia-sia.

Ketika pelanggaran terus dilakukan, Allah menurunkan azab-Nya. Al-Qur’an menyebutkan:
“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang kepada mereka, Kami katakan kepada mereka: ‘Jadilah kamu kera yang hina.’” (QS. Al-A’raf: 166).

Ibnu Katsir dalam Kitab Tafsirnya menjelaskan bahwa mereka benar-benar berubah menjadi kera sebagai bentuk azab Allah. Namun, mereka tidak hidup lama setelah itu.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sedangkan Al-Qurtubi menyebutkan bahwa mereka yang berubah menjadi kera tidak memiliki keturunan. Perubahan ini untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya.

Namun sebagian ulama mengartikan secara simbolis, yakni perilaku mereka menjadi seperti kera—hina, tidak berakal, dan hanya hidup mengikuti naluri.

Kisah ini mengajarkan pentingnya mematuhi perintah Allah tanpa mencoba mencari celah untuk melanggar atau mengakalinya. Mencari alasan untuk membenarkan dosa adalah bentuk kemunafikan yang dapat membawa murka Allah. Kelompok yang memberikan peringatan berusaha menunaikan kewajiban mereka, meskipun hasilnya tidak langsung terlihat.

Beberapa Kasus Makar Bani Israil dalam Sejarah

Advertisement. Scroll to continue reading.

Tipu daya atau makar Bani Israil yang dalam kasus pelanggaran Sabat dengan mengakali perintah Allah, mencerminkan karakteristik Bani Israil yang dapat diidentifikasi sebagai kecenderungan untuk menyiasati aturan demi keuntungan pribadi dan kelompok.

Dalam sejarah, terdapat sejumlah contoh yang dapat dianggap sebagai karakteristik dari pola perilaku ini, baik dalam konteks hubungan sosial, ekonomi, maupun politik. Berikut adalah eksplorasi dan beberapa contoh kasus:

  1. Kasus Penyembahan Anak Sapi Emas

Setelah diselamatkan dari Firaun dan menyeberangi Laut Merah, Bani Israil menunjukkan kelemahan dalam ketaatan kepada Allah. Ketika Nabi Musa pergi ke Gunung Sinai untuk menerima wahyu, mereka menyiasati perintah monoteisme dengan membuat patung anak sapi emas sebagai sesembahan.

Mereka beralasan bahwa patung itu hanyalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, meskipun hal tersebut jelas merupakan pelanggaran terhadap ajaran Tauhid (QS. Al-Baqarah: 51-54).

Tipu daya: Mereka tidak langsung mengingkari Allah, tetapi menyamarkan penyembahan berhala sebagai bentuk ibadah, menunjukkan kecenderungan mencari celah untuk melanggar prinsip.

Advertisement. Scroll to continue reading.
  1. Pengkhianatan Perjanjian dengan Rasulullah SAW

Dalam sejarah Islam, beberapa suku Yahudi di Madinah, seperti Bani Quraizhah dan Bani Nadhir, dikenal sering melanggar perjanjian. Salah satu contohnya adalah pengkhianatan Bani Quraizhah selama Perang Ahzab (Khandaq).

Meski sebelumnya telah berjanji untuk membantu mempertahankan Madinah dari serangan Quraisy, tapi mereka justru berkhianat dengan membuka peluang bagi musuh untuk menyerang dari dalam.

Tipu daya: Mereka memanfaatkan situasi genting untuk mencari keuntungan dengan berpihak pada Quraisy, meskipun sebelumnya telah membuat perjanjian damai dengan Rasulullah SAW.

  1. Praktik Riba dalam Sistem Keuangan

Riba (bunga pinjaman) merupakan praktik yang diharamkan dalam ajaran Taurat. Namun, sebagian dari mereka mencari celah dengan mempraktikkan riba secara terselubung atau melalui kontrak yang rumit.

Dalam tradisi Yahudi kuno, riba diizinkan terhadap orang non-Yahudi, meskipun dilarang di antara sesama Yahudi. Hal ini melahirkan sistem keuangan yang mengeksploitasi orang luar, seperti yang tercatat dalam sejarah Eropa abad pertengahan.

Tipu daya: Mereka menggunakan pembenaran teologis untuk membedakan perlakuan antara Yahudi dan non-Yahudi, sehingga praktik riba tetap berjalan meskipun bertentangan dengan hukum Taurat.

Advertisement. Scroll to continue reading.
  1. Deklarasi Balfour dan Konflik Palestina

Pada tahun 1917, melalui Deklarasi Balfour, gerakan Zionis berhasil memperoleh dukungan Inggris untuk pembentukan “tanah air” Yahudi di Palestina.

Dalam prosesnya, mereka menggunakan berbagai cara untuk mengubah status tanah Palestina, termasuk membeli tanah dari pemilik Arab dengan cara licik dan, setelah itu, mendukung pendirian negara Israel yang melibatkan pengusiran besar-besaran penduduk asli Palestina pada tahun 1948 (Nakba).

Tipu daya: Menggunakan perjanjian politik, manipulasi, dan tekanan internasional untuk mengklaim hak atas tanah yang telah dihuni bangsa lain selama berabad-abad.

  1. Praktik Double Standards dalam Kebijakan Internasional

Dalam konteks modern, kebijakan Israel sering dianggap mengandung elemen tipu daya, terutama dalam hubungan internasional. Sebagai contoh, mereka sering menyerukan perdamaian sambil melanjutkan pembangunan permukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki.

Hal ini bertentangan dengan hukum internasional, tetapi mereka menggunakan alasan keamanan dan hak historis untuk membenarkan tindakan tersebut.

Tipu daya: Memanfaatkan narasi korban Holocaust untuk mendapatkan simpati dunia, sambil melanjutkan tindakan agresif terhadap Palestina.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Tipu Daya sebagai Karakteristik Yahudi

Dalam Al-Qur’an dan tafsir, perilaku mencari celah hukum sering dikaitkan dengan sifat yang suka membantah dan melawan perintah Allah. Hal ini terlihat dalam kasus Sabat, penyembahan anak sapi, dan pelanggaran perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW.

Pola ini berulang dalam berbagai fase sejarah, menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi, sering kali dengan menyiasati aturan atau situasi yang ada.

Dalam geopolitik modern, pola ini dapat dilihat sebagai strategi untuk mempertahankan dominasi dan keuntungan, bahkan dengan mengorbankan pihak lain.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa pola perilaku tersebut tidak hanya menjadi bagian dari sejarah masa lalu, tetapi juga dapat diamati dalam dinamika kontemporer.

Kisah Bani Israil dalam Al-Qur’an, khususnya tentang tipu daya hari Sabtu (makr as-sabt), adalah pelajaran abadi tentang bagaimana manusia dapat tergelincir dalam kesesatan ketika bermain-main dengan aturan Allah.

Dalam Surat Al-A’raf (7:163), Allah mengisahkan kaum Bani Israil yang diberi perintah untuk menghormati hari Sabtu sebagai hari ibadah, namun mereka melanggarnya dengan cara licik: menggunakan tipu muslihat untuk menangkap ikan yang hanya muncul pada hari Sabtu.

Secara teknis, mereka mungkin merasa tidak bersalah karena tidak langsung menangkap ikan pada hari tersebut, tetapi secara moral, mereka jelas telah melanggar perintah Allah.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kisah ini bukan hanya sejarah, melainkan peringatan kepada umat Islam untuk tidak mudah tertipu oleh logika manipulatif dan tipu daya yang sering kali mengatasnamakan kebaikan.

Dalam konteks umat Islam, kisah ini mengajarkan beberapa poin penting:

  1. Hati-hati terhadap Kaum yang Memutarbalikkan Hukum Allah

Kaum Yahudi pada masa lalu dikenal sebagai umat yang sering memanipulasi ajaran Tuhan demi keuntungan duniawi, sebagaimana terlihat dalam kisah ini. Allah memberikan pelajaran bahwa tipu daya yang melibatkan manipulasi syariat akan membawa kehancuran, sebagaimana mereka akhirnya dikutuk menjadi “kera yang hina.”

Pesan ini mengingatkan umat Islam agar mewaspadai pihak-pihak yang mencoba memutarbalikkan ajaran Islam, baik melalui penafsiran yang keliru maupun eksploitasi hukum agama untuk kepentingan tertentu.

  1. Mengenali Tipu Daya sebagai Strategi Permanen

Kaum Yahudi dalam sejarah sering menggunakan tipu daya untuk melemahkan musuh mereka, termasuk umat Islam. Dalam konteks modern, hal ini tercermin dalam berbagai strategi global yang melibatkan manipulasi politik, ekonomi, dan budaya untuk melemahkan solidaritas umat Islam.

Kisah ini mengajarkan bahwa tipu daya adalah alat yang terus digunakan, dan umat Islam harus meningkatkan kewaspadaannya.

Advertisement. Scroll to continue reading.
  1. Jangan Tergelincir dalam Logika Licik

Sebagaimana Bani Israil tergelincir karena berpikir mereka dapat “mengakali” Allah, umat Islam juga harus berhati-hati agar tidak mengadopsi cara berpikir yang serupa.

Ketika umat Islam mulai berkompromi dengan prinsip Agama demi keuntungan duniawi, mereka sedang berjalan di jalur yang sama dengan Bani Israil.

  1. Konteks Eskatologi

Dalam perspektif Eskatologi, Syekh Imran sering mengingatkan umat Islam tentang dominasi Dajjal dan sekutunya, yang sangat terkait dengan kebangkitan kaum Yahudi modern.

Kisah tipu daya hari Sabtu dapat dijadikan refleksi untuk memahami bahwa strategi licik seperti ini masih digunakan dan dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk modern yang lebih halus.

Kesimpulan dan Implikasi

Pesan moral dari kisah ini adalah peringatan keras bagi umat Islam untuk tidak hanya mematuhi syariat secara literal, tetapi juga memahami dan menjaga intisari moralnya. Selain itu, kisah ini mengajarkan umat Islam untuk selalu waspada terhadap tipu daya kaum Yahudi, baik dalam bentuk nyata maupun terselubung.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Waspada bukan berarti paranoid, tetapi membangun kesadaran kritis, penguatan akidah, dan solidaritas dalam menghadapi berbagai ancaman yang dapat melemahkan iman dan persatuan umat.

Relevansi kisah kelicikan kaum Yahudi pada kasus hari Sabat ini terhadap tipu daya Israel di Palestina saat ini, adalah pola manipulasi hukum dan dalih moral untuk menghalalkan tujuan politis yang tidak adil dan menindas.

Dalam kasus hari Sabat, mereka melanggar esensi perintah Allah dengan tipu daya meskipun secara lahiriah tampak mematuhi aturan.

Pola ini tercermin dalam tindakan Israel yang menggunakan hukum internasional atau klaim sejarah secara selektif untuk membenarkan penjajahan, pembangunan permukiman ilegal, dan pengusiran warga Palestina, sementara esensi keadilan dan hak asasi manusia mereka abaikan. Umat Islam harus mewaspadai strategi ini agar tidak terjebak dalam narasi yang membenarkan kezaliman.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Refleksi: Siasat Hari Sabat dan Strategi Geopolitik Israel

Fenomena Israel menggunakan negara dan kelompok-kelompok umat Islam tertentu untuk mendukung kepentingannya, dapat dijelaskan sebagai strategi geopolitik yang memanfaatkan prinsip “divide and conquer” (pecah belah dan kuasai).

Strategi ini mencerminkan upaya Israel untuk melemahkan solidaritas umat Islam, baik secara politik maupun ideologis, guna memastikan dominasi mereka di Timur Tengah, khususnya terkait atau melalui konflik Palestina.

Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai siasat ini:

Advertisement. Scroll to continue reading.
  1. Eksploitasi Perpecahan Ideologis

Israel memanfaatkan perbedaan ideologi dalam Islam, seperti antara Sunni dan Syiah, atau antara kelompok Salafi, Sufi, dan Islam modernis, untuk menciptakan ketegangan di antara umat Islam.

Konflik Sunni-Syiah didorong melalui dukungan terhadap kelompok tertentu dalam perang proxy (seperti di Suriah atau Yaman). Dengan begitu, fokus umat Islam dialihkan dari isu Palestina ke konflik internal.

Israel membangun hubungan baik dengan negara-negara tertentu yang mayoritas penduduknya Sunni tetapi berseberangan dengan kelompok Syiah, seperti yang terjadi dalam normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab di bawah Abraham Accords.

  1. Pengaruh Ekonomi dan Teknologi

Israel menawarkan kerja sama ekonomi, teknologi, dan keamanan kepada negara-negara Islam tertentu sebagai alat diplomasi.

Mereka memanfaatkan keinginan negara-negara tertentu untuk mendapatkan akses teknologi canggih, seperti teknologi pertanian dan militer. Negara-negara yang menjalin hubungan diplomatik cenderung mengurangi tekanan terhadap kebijakan Israel di Palestina.

Beberapa negara Islam tergiur oleh peluang investasi dan perdagangan yang ditawarkan Israel, sehingga mengorbankan solidaritas terhadap Palestina.

Advertisement. Scroll to continue reading.
  1. Propaganda Melalui Media dan Narasi Internasional

Israel menggunakan media global untuk menciptakan narasi bahwa mendukung Palestina adalah tindakan radikal, sementara mendukung Israel adalah tanda kedamaian dan kemajuan. Propaganda ini sering menargetkan kelompok Islam yang:

Menggambarkan perjuangan Palestina semata-mata sebagai konflik agama yang tidak relevan dengan dunia modern. Menawarkan narasi “perdamaian” agar kelompok moderat mendukung solusi dua negara tanpa mempersoalkan hak-hak Palestina.

  1. Pemanfaatan Kelompok-Kelompok Islam Tertentu

Israel mendukung kelompok Islam tertentu secara langsung atau tidak langsung untuk menciptakan konflik internal. Kelompok ekstremis dibuat tampak mewakili perjuangan Islam, meskipun sebenarnya merusak citra perjuangan Palestina dengan tindakan-tindakan ekstrem yang tidak disetujui oleh mayoritas umat Islam.

Israel juga berusaha melibatkan tokoh-tokoh Islam yang berpandangan pragmatis atau apatis terhadap Palestina untuk memengaruhi opini publik dunia Islam dan internasional.

  1. Menyandera Kepentingan Keamanan Regional

Menggunakan ketegangan regional untuk menjustifikasi kehadirannya sebagai “mitra keamanan” bagi negara-negara tertentu.

Israel memainkan peran kunci dalam menghadapi ancaman bersama yang diklaim seperti Iran. Dengan demikian, negara-negara seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain merasa perlu bekerja sama dengan Israel, bahkan jika itu berarti mengorbankan Palestina.

Implikasi dari siasat busuk ini antara lain, solidaritas umat Islam terkikis, sehingga tidak lagi bersatu karena disibukkan dengan konflik internal dan kepentingan masing-masing negara. Akibatnya, fokus perjuangan umat Islam teralihkan ke isu-isu lain, seperti konflik sektarian atau modernisasi hubungan dengan barat. Dengan melemahkan kekuatan kolektif umat Islam, Israel semakin leluasa memperluas wilayahnya, termasuk melalui penjajahan di Palestina.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Neo-siasat hari Sabat ini merupakan langkah busuk Israel yang sejatinya merupakan strategi jangka panjang untuk memastikan supremasi mereka di kawasan, dan hanya melalui persatuan umat Islam, strategi ini dapat dipatahkan.

Kelicikan, pembangkangan, keserakahan, kekerasan, dan tindakan agresif merupakan ciri-ciri utama perilaku kera sebagai strategi bertahan hidup.

Kera menggunakan kecerdikan untuk merebut sumber daya, membangkang aturan kelompok untuk keuntungan pribadi, menunjukkan keserakahan dalam penguasaan wilayah, dan bahkan melakukan kekerasan atau agresi untuk mempertahankan dominasinya.

Tidak sulit untuk menemukan sifat-sifat ini dalam kebijakan dan tindakan Yahudi Israel terhadap rakyat Palestina.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kebijakan yang licik tampak dalam upaya aneksasi wilayah Palestina melalui perjanjian yang tidak adil, pembangkangan terhadap hukum internasional sering kali dilakukan untuk mempertahankan dominasi, serta keserakahan terlihat dalam perluasan pemukiman ilegal yang melanggar hak rakyat Palestina.

Kekerasan dan tindakan agresif, seperti serangan militer dan penghancuran rumah-rumah penduduk sipil, menggambarkan penggunaan kekuatan untuk mendominasi dan mengintimidasi.

Pola perilaku ini menciptakan siklus penindasan yang mencerminkan sifat naluriah hewani, sehingga mengikis esensi kemanusiaan yang seharusnya mengedepankan keadilan dan perdamaian.

والله اعلم

Advertisement. Scroll to continue reading.

Maman Supriatman (Akademisi/Penulis Buku Eskatologi Islam)

MS 17/11/24

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Palestina/Yerusalem/Baitul Maqdis memiliki sejarah panjang yang berakar pada teologi dari tiga Agama Langit/Abrahamik/Samawi, yaitu: Yahudi, Kristen dan Islam. Masalah Palestina bukan...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Sebagian besar sejarah, khususnya sejak zaman Nabi Muhammad SAW, tidak bisa difahami tanpa Eskatologi. Kita tidak bisa menembus realitas dunia saat...

Anything

KUNINGAN (MASS) –  3 Agustus 2024 – Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam dan Majelis Pesantren dan Ma’had Dakwah Indonesia (MAPADI) mengelar aksi solidaritas bela Palestina...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Setelah 9 bulan serangan brutal Israel terhadap Palestina, dan tidak adanya solusi atas peristiwa Genosida ini. Warga Palestina telah berada pada...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam kembali mengelar Aksi Solidaritas Pesantren untuk Palestina, Jumat (7/6/2024). Kegiatan yang diikuti oleh santri SMAIT dan SMPIT...

Religious

KUNINGAN (MASS) – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kuningan menggelar aksi solidaritas kemanusiaan dan doa bersama untuk Palestina di halaman Masjid Syiarul Islam,...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia yang berjumlah 172, menggelar Seruan Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel, Selasa (7/5/2024) kemarin....

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Munculnya kesadaran global dan solidaritas terhadap isu-isu hak asasi manusia dan keadilan sosial semakin meningkat di kalangan anak muda. Itu alasan...

Headline

KUNINGAN (MASS) – “Ya , pasti, akan saya lawan, akan kami ambil kembali” setengah berteriak ketika saya tanya akan kamu apakan Israel si penjajah....

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Seperti yang kalian ketahui Palestina merupakan negara yang berada di Asia Barat, antara Laut Tengah dan Sungai Yordan. Status politik negara...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Tindakan biadab dan keji pada masa aksi bela Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara oleh oknum Ormas pada Sabtu (25/11/2023) sore....

Anything

KUNINGAN (MASS) –  Sekitar Rp 66 juta terkumpul dalam aksi solidaritas kemanusiaan untuk Palestina yang kembali digelar pada Minggu (26/11/2023) kemarin di halaman Masjid...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Hampir satu bulan ini Baznas Kuningan telah menerima titipan donasi dari segenap warga masyarakat Kuningan, baik perorangan maupun kolektif. Donasi untuk...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Pada Jumat (10/11/2023) kemarin, ratusan bahkan ribuan santri beserta para pengajar Al Multazam rela membakar wajah-wajah mereka dengan teriknya sang mentari...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – “Le historie se repete”, itu kata orang Prancis. Sejarah akan kembali berulang, termasuk sejarah kebencian kaum Yahudi terhadap umat Islam. Mereka...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Ribuan massa Sesaki Alun-alun Kuningan sekitar Masjid Agung Syiarul Islam, Minggu (5/11/2023) pagi tadi untuk aksi kemanusiaan. Aksi bertajuk “Doa Bersama...

Education

KUNINGAN (MASS) – Kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina, memantik simpati banyak pihak. Hal itu jugalah yang diperlihatkan siswa-siswi kelas 4 SDN 3 Haurkuning...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Pembantaian yang dilakukan terhadap warga Palestina terus memakan korban jiwa. Fasilitas umum warga sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Perang antara Zionis Israel dan Palestina merupakan salah satu konflik terpanjang yang masih berlangsung di dunia. Konflik yang tak kunjung berkesudahan...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Palestina berduka sudah sejak lama, mereka terus merasakan penderitaan sebagai negeri yang ingin dihancurkan oleh zionis Israel. Mengakhiri penderitaan mereka tidak...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan menggelar aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina yang saat ini mengalami konflik yang berlarut-larut....

Netizen Mass

Bismillah KUNINGAN (MASS) – Perang Ukraina vs Rusia – Israel vs Palestina adalah pintu gerbang bagi Malhamah Kubra = Malahim, rangkaian peperangan = PD...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Kebrutalan Israel terhadap kaum Muslimin Palestina kembali terjadi. Aksi-aksi kebrutalan dan kebiadaban Israel terhadap warga Palestina seakan tidak pernah berhenti, dari...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Memanasnya suasan di jalur Gaza antara Palestina dan Israel, terus menjadi perhatian dunia. Banyaknya korban yang berjatuhan baik luka ataupun meninggal...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Husnul Khotimah Peduli (HK Peduli) menyalurkan bantuan untuk Palestina melalui Gazza Desteg Dertegie (Lembaga Kemanusiaan Gaza) Perwakilan Turki untuk kesehatan dan...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Rabu (26/5/2021) dihari libur waisak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara nasional melaksanakan kegiatan “Sholawat untuk Keselamatan Dunia”. Kegiatan tersebut dilangsungkan pukul...

Headline

MAJELIS WILAYAH KORPS ALUMNI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (KAHMI) JAWA BARAT PERNYATAAN SIKAP Bismillahirrahmanirrahiim Setelah beberapa hari pertempuran, Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata yang...

Netizen Mass

  Saudaraku Engkau dibutakan oleh perbedaan kita Hidupku tak berarti bagimu Disini aku teraniaya, disana engkau tertawa bahagia Kau khawatir atas pendidikanmu Aku hanya...

Social Culture

KUNINGAN (MASS) – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kuningan dan Komisariat Al-Quds turun ke jalan untuk menggalang dana kemanusiaan bagi Palestina. Penggalangan yang...

Anything

KUNINGAN (Mass) – Sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina, lebih dari seribu siswa dan warga SMK Muhammadiyah 2 Kuningan melancarkan aksi. Mereka menyerukan kemerdekaan...

Advertisement