KUNINGAN (MASS) – Generasi Z atau Gen Z adalah kelompok yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang pesat. Akses yang mudah ke berbagai jaringan informasi dan media sosial membuat mereka lebih peka dan responsif terhadap perubahan, tetapi juga rentan terhadap ketidakstabilan mood atau suasana hati. Mood yang berubah-ubah ini dapat menjadi tantangan dalam menjalankan tanggung jawab dakwah, terutama bagi mereka yang merupakan pemuda-pemudi Islam. Padahal, peran mereka dalam menyampaikan kebenaran dan menjaga keberlangsungan dakwah sangatlah penting, mengingat bahwa pemuda adalah tonggak bagi masa depan umat.
Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah:186,
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ
“Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya”
Ayat ini memberikan pengingat bahwa setiap ujian, termasuk tantangan dalam mengelola mood, adalah bagian dari cobaan yang mampu dihadapi atas izin Allah. Kita bisa mengingat ayat ini sebagai motivasi untuk bangkit dari rasa malas atau ketidakstabilan mood untuk tetap melaksanakan dakwah sesuai dengan kemampuan diri. Sebab, Allah menciptakan kemampuan yang sesuai dengan setiap tantangan yang dihadapi hamba-Nya.
Seperti yang kita ketahui, hati manusia dipengaruhi oleh apa yang kita lihat dan kita dengar. Ketika lingkungan sekitar menyajikan hal-hal negatif, ini akan berdampak pada kondisi hati dan bisa membuat semangat dakwah menurun. Oleh karena itu, penting bagi kita, terutama Gen Z, untuk selektif terhadap apa yang kita konsumsi, baik dari media sosial maupun dari interaksi sehari-hari. Dengan memilih untuk mendekatkan diri pada hal-hal positif, Gen Z dapat membantu menjaga mood mereka agar tetap stabil dan selaras dengan nilai-nilai dakwah Islam.
Rasulullah Saw pernah bersabda, “Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang-orang yang asing” (HR. Muslim no.145). Contoh fenomena asingnya Islam zaman sekarang adalah perempuan yang memakai pakaian sesuai syariat seperti kerudung menutup dada, memakai kaus kaki, memakai handshock dianggap kuno dan tidak stylish. Dalam konteks masa kini, dakwah Islam kerap juga dianggap tidak relevan atau asing di mata sebagian masyarakat. Namun, justru saat itulah para pemuda Islam memiliki kesempatan untuk menjadi agen dakwah yang membawa nilai-nilai positif Islam. Kita dapat memanfaatkan kreativitas dan keterampilan teknologi untuk menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang menarik, bahkan ketika kondisi hati sedang kurang mendukung.
Ada sebuah kisah inspiratif dari generasi muda Islam, yaitu kisah Mus’ab bin Umair, sahabat Rasulullah Saw. Mus’ab merupakan pemuda yang hidup di lingkungan yang penuh kemewahan. Namun, ketika ia mengenal Islam, ia meninggalkan segala kemewahan demi berdakwah di jalan Allah. Di Madinah, Mus’ab dikenal sebagai duta Islam pertama yang berdakwah kepada masyarakat setempat dengan penuh kelembutan dan kesabaran, meski terkadang ia merasa lelah dan kesulitan dalam menjaga konsistensi. Kesabaran Mus’ab yang berpegang teguh pada ajaran Islam menjadi contoh inspiratif bagi Gen Z agar tidak mudah menyerah saat mood sedang tidak baik.
Allah Swt. juga menegaskan dalam QS. Al-Insyirah: 5-6, “Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” Ayat ini memberikan dorongan bagi pemuda-pemudi bahwa setiap kesulitan, termasuk dalam menjaga kestabilan mood dan keteguhan dalam berdakwah, akan selalu diiringi dengan kemudahan yang Allah sediakan. Dengan berpegang pada ayat ini, pemuda muslim dapat meyakini bahwa perjuangan mereka tidak akan sia-sia.
Dengan memahami dakwah sebagai kewajiban dan mengambil inspirasi dari kisah seperti Mus’ab bin Umair, Gen Z dapat melihat bahwa mereka memiliki peran besar dalam mempertahankan dan menyebarkan ajaran Islam di tengah tantangan yang ada. Memilih untuk mengelilingi diri dengan hal-hal positif yang mempengaruhi hati, Gen Z bisa menjaga semangat dalam berdakwah dan menjadi penerus Islam yang bijaksana serta teguh dalam keyakinannya. Harapannya, pemuda-pemudi Islam masa kini mampu melanjutkan perjuangan dakwah Islam dengan hati yang teguh dan semangat yang selalu terjaga.
Wallahu a’lam bisshowab..
Penulis: Raihana Adilah – Mahasiswi STISHK