KUNINGAN (MASS) – Hingar bingar kontestasi kepolitikan di Kabupaten Kuningan semakin menghangat. Mesin-mesin politik setiap partai terus dipanaskan dan siap tancap gas dalam terma ‘koalisi’ yang sama-sama menguntungkan. Semua partai tentunya masih banyak berhitung untuk mengusung figure yang marketable di mata publik. Kekuatan pengaruh birokrasi, kekuatan relasi sosial, kekuatan finansial personal, maupun ketokohan dalam konteks religiusitas, menjadi bagian pertimbangan dalam pengusungan jagoan di masing-masing partai. Tanpa menafikan dari unsur-unsur lainnya, kekuatan finansial personal menjadi nomor wahid sebagai pertimbangan penting.
Hal ini didasari kepada bahwa political cost tidaklah cukup dihitung secata matematis dan diprediksi secara statistic dengan angka-angka pasti. Political cost terindikasi ke dalam beberapa ranah relasi politik yang sangat dinamis; komunikasi antar elemen konstituen, agenda penguatan personal branding di lini publik, political entertainment cost pada jajaran elit partai, sampai pemenuhan tiket-tiket di setiap titik dan jalur yang akan dilalui, perlu dipersiapkan dengan matang. Semua instrumen itu menjadi wajar dalam perspektif ikhtiar politik, karena konsep hidup ‘siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil’ memang benar adanya dalam konteks kehidupan apapun.
Kabupaten Kuningan yang secara demografis sosiologis merupakan wilayah sejuk dan cenderung riakan politiknya tidak berlebihan dibandingkan dengan kota atau kabupaten lain, tentu memiliki gaya politik yang khas juga. Kekhasan gaya politik Kabupaten Kuningan tentu sesuai dengan penciri karakter warga pegunungan yang cenderung enggan bicara apa adanya akan tetapi kode-kode krusial soal dukung mendukung dan bicara operasional harus dipahami betul jika menginginkan kekuatan politik yang mendulang.
Wajah Kuningan hari ini tentu sedang tidak baik-baik saja. Tidak baik-baik saja, dalam persepektif penulis, bisa diartikan dua hal; tidak baik secara faktual atau tidak baik secara angka di atas kertas. Kedua alasan ini mencerminkan ada ketimpangan antara kondisi lapangan dengan data di atas kertas. Data-data itu berkaitan dengan kemiskinan ekstrim, gagal bayar, konsep kota, stunting, maupun masalah strategis lainnya.
Dalam konteks politik, data statistik bukanlah barang mati, ia sangat dinamis, dapat diatur, dan digunakan sebagaimana mestinya oleh para pemangku kebijakan. Masalah kekinian di Kabupaten Kuningan adalah ketimpangan antara angka dengan fakta. Akan tetapi, mengetahui permasalahan tidak cukup untuk kita bisa selesaikan problem ketimpangan itu. Mengetahui solusi dari masalah itu juga tidak lantas mudah dalam tataran eksekusi. Dalam kacatamata politik, semua bermakna multi dan berubah sesuai arah angin kepentingan tergantung siapa, apa dan bagaimana data ini membantu urusan.
Pendidikan dan Kesehatan
Dalam pola Pembangunan masyakat, hal yang paling esensial adalah Pendidikan dan Kesehatan. Indonesia Emas tahun 2045 yang digadang-gadang menjadi reason kita dalam menuju ultimate goal itu tentu harus ditopang dari dua dimensi ini. Pendidikan dan Kesehatan merupakan bagian dari 17 itu strategis dalam blue print Sustainable Development Goals (SDGs). Kedua itu sangat dekat dan dituliskan secara berurutan. Isu Pendidikan dan Kesehatan merupakan isu sentral yang senantiasa berkelindak dan berimplikasi pada hubungan resiprokal (keduanya saling memengaruhi), kedua menjadi isu yang tidak bisa dipisahkan.
Pendidikan juga memiliki alur proses yang berkelanjutan tak terputus mulai dari proses pembelajaran dan pengajaran (learning and teaching), peningkatan kemampuan dan keterampilan (competence and skill improving), menumbuhkan kesadaran diri dan sosial (sense of personal and social awareness), menumbuhkan nilai-nilai kreativitas dan inovasi (sense of creativity and innovation), dan menghadirkan kesejahteraan personal dan sosial (personal and social welfare). Alur Pendidikan itu lahir dari term dasar yakni input-process-output-outcome yang terus menerus mengalami perputaran tanpa henti dalam siklusnya.
Sementara Kesehatan melingkupi Kesehatan jasmani dan Rohani. Kesehatan jasmani mengedepankan keutuhan fisik yang mampu melakukan aktivitas motorik sesuai fungsi dan kebutuhan. Dan Kesehatan Rohani meliputi nilai kebijakan diri dalam menentukan segala Keputusan berdasarkan pendekatan akademik dan religious. Sehat jasmani dan Rohani adalah seperangkat system yang ada dalam diri manusia untuk mampu menyeimbangkan dari sisi olah raga, olah pikir, dan olah rasa. Sehingga Kesehatan dan Pendidikan dipadukan maka akan menghasilkan individu yang Bahagia. Bahagia adalah puncak dari mozaik kehidupan manusia. Tentunya, Bahagia yang hakiki tetap yang mendasarkan pada nilai-nilai religiusitas, bukan kepada yang lain.
Kepemimpinan Kuningan
Dari seabrek pekerjaan rumah yang belum tuntas, maka roda pemerintahan Kabupaten Kuningan ke depan harus dipimpin oleh seseorang yang memiliki daya juang tinggi. Daya juang tinggi juga harus dibarengi dengan simplifikasi program atau program priority yang terjangkau dan terukur sebagai dasar dalam melatakan milestone Pembangunan. Maka, Pendidikan dan Kesehatan merupakan kekuatan yang menjadi penopang utama untuk dijadikan prioritas di masa awal-awal pembenahan.
Dengan kekuatan batin dalam berdaya juang tinggi, maka seorang pemimpin akan tegak dalam regulasi dan ramah dalam konteks sosial. Daya juang tinggi yang dimaksud adalah pribadi yang memiliki kriteria diantaranya; mampu melahirkan konsep genuine dalam menentukan peta Pembangunan Kuningan ke depan, mampu melakukan tracking and exploring potensi SDM dan SDA yang ada di kabupaten Kuningan, mampu mengkoneksikan potensi dalam dan luar wilayah, dan yang tidak kalah penting adalah mampu menjual nilai-nilai sosial budaya di kancah nasional maupun internasional sebagai bangunan utuh dalam melihat Kuningan dari luar. Poin terakhir dari catatan di atas dapat dianalogikan sebagai public trust atau public recognition. Puncak kesuksesan Kabupaten Kuningan adalah rekognisi internasional yang akan memberikan feedback bernilai dan berdampak kepada peningkatan Pembangunan di semua lini.
Kuningan butuh pemimpin yang siap untuk membenahi tanpa memikirkan persepsi positif sesaat. Masa depan Kabupaten Kuningan adalah kebahagiaan generasi mendatang. Mereka harus mampu melanjutkan Pembangunan hari ini yang telah dicanangkan sebagai fondasi utamanya. Hari ini kita membangun pagar, menyuburkan tanah, menyiapkan pupuknya yang berkualitas, dan membangun irigasi yang mampu mengairi lahan untuk tumbuh-tumbuhan dan ekosistem yang ada di dalamnya. Analogi itu adalah peta pembangunan Kuningan tercinta, tempat dimana kita berada dan bertumbuh.
Oleh: Dr Nanan Abdul Manan, M Pd – Ketua ICMI Orda Kabupaten Kuningan