KUNINGAN (MASS) – Suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, hewan tungganganku telah mati, oleh karena itu bawalah saya dengan hewan tunggangan yang lain.”
Mendengar permintaan itu Rasulullah SAW menjawab, “Saya tidak memiliki hewan tunggangan lain yang dapat kuberikan kepadamu.” Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berkata, “Wahai Rasulullah, saya dapat menunjukkan seseorang yang dapat membawanya (memberikan tunggangan kepadanya).”
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR Muslim).
Melalui kisah di atas Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar menjadi manusia yang selalu menunjukkan kepada jalan kebaikan. Bukan menjadi penghalang atau penghambat kebaikan, namun hendaknya menjadi fasilitator kebaikan.
Keuntungan bagi orang yang mau menunjukkan kepada suatu kebaikan maka dicatat baginya pahala yang semisal. Pun sebaliknya, apabila mengarahkan kepada suatu keburukan akan diganjar dosa yang semisal.
“Barangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka dicatat baginya pahala semisal pahala orang yang mengikutinya dan sedikit pun tidak akan mengurangi pahala yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa melakukan suatu amalan keburukan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR Muslim).
Oleh karena itu, kita hendaknya menjadi fasilitator dalam kebaikan sehingga layak jika diganjar dengan pahala seperti orang yang mengikutinya. Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshari RA, ia berkata Nabi SAW bersabda,
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala pelakunya.” (HR Muslim).
Saking mulianya menjadi fasilitator kebaikan hingga Nabi SAW menegaskan jaminan pahala yang besar bagi yang mau melakukannya. Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa yang menyeru kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun. Barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa sebagaimana dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” (HR Muslim).
Semoga Allah membimbing kita agar mampu menjadi fasilitator kebaikan sebagai amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir meskipun pelakunya telah tiada. Bukan fasilitator keburukan sebagai dosa jariyah yang dosanya akan terus mengalir meski pelakunya telah tiada.***
Imam Nur Suharno
(Penceramah)