KUNINGAN (MASS) – Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Kuningan yang juga penanggung jawab penataan Taman Kota, H Deden Kurniawan Sopandi A Ks M Si mengaku pihaknya bakal memperhatikan PKL yang tersingkir dari Taman Kota, dan tidak terakomodir karena belum bergabung Paguyuban, padahal sudah berjualan lama.
Para pedagang yang terusir dari kawasan taman kota itu, merupakan para pedagang yang bertahun-tahun dagang, dan kini belum mendapat kepastian keberlangsungan usahanya.
“Insya alalh nanti kita komunikasi dengan ketua paguyuban, kalopun tidak (TERDATA) kita bentuk nanti, kita akan komunikasi, kita akan data, kita juga memperhatikan mereka tapi jangan sampai salah sasaran, ada yang belasan tahun, sekian tahun (berdagang) tapi kalah sama yang baru,” kata Deden, Senin (29/4/2024) kemarin.
Penataan kawasan taman kota, PKL dan parkir, kata Deden, memang mengalami 2 persoalan yang akan terus dibereskan. Pertama, adanya reaksi penolakan dari pertokoan. Dan hal ini, Deden mengaku pihaknya sudah realisasikan akan dibuka terbatas dan bisa saja nantinya dibuka keseluruhan ketika budaya penunjangnya sudah terbentuk.
Masalah kedua, lanjutnya, adalah data PKL. Ia mencontohkan saat data prtama PKL adalah 300 ternyata di lapangan mencapai 350 PKL, maka pihaknya mengaku akan ikut memikirkan, tapi nanti diseleksi dulu. Bisa saja, kata Deden, satu keluarga punya dua usaha atas nama suami, istri dan anak, itu akan ditertibkan agar berkeadilan.
“Kita sudah ada beberapa solusi untuk penertiban, hanya butuh waktu tidak ujug-ujug,” imbuhnya.
Karena, masih kat Deden, seberapa luasnya pun tempatnya, kalau data PKL-nya tidak pasti dan terus bertambah, tidak akan ada solusi. Penataan dan penertiban PKL dan parkir ini, dikatakan selain untuk memperindah kota, juga dilakukan untuk pembelajaran warga Kuningan terutama dalam rasio jalan kaki yang saat ini masih cukup rendah. (eki)