KUNINGAN (MASS) – Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Kuningan, H Dede Ismail, mengaku dirinya masih dipercaya sebagai pimpinan partai berlambang Garuda tersebut, di tingkat kabupaten.
Hal itu, ditegaskannya setelah Deis, sapaan akrabnya, santer diisukan bakal mundur pasca Pemilu. Bukan tanpa alasan, Deis sendiri memang pernah sesumbar akan mundur dari jabatannya, jika Iwan Bule sebagai atasannya di organisasi pusat, gagal duduk di DPR RI.
Dan pasca rekapitulasi, mantan Ketua PSSI yang mencalonkan diri dengan nomor urut 1 di Gerindra itu, kalah perolehan suara dari rival se-partainya dengan nomor urut 2, H Rokhmat Ardiyan.
Dalam podcast Kuningan Mass baru-baru ini, Deis mulanya bercerita soal hasil Pemilu. Ia mengistilahkan nasib partai Gerindra Kuningan dengan kalimat hoki yang kurang beruntung.
“Ini mungkin Hoki yang kurang beruntung, dari suara Gerindra Pemilu 2019 yang sejumlah 67ribu, sekarang 2024 kita naik jadi 87ribu. Naiknya 20ribu tapi gak jadi kursi,” tutur Deis.
Ia mencontohkan, di Dapil 2 misalnya, ada selisih puluhan suara yang gagal terkonversi menjadi kursi. Pun begitu di Dapil 3 juga, suara tidak nambah,
“Secara perolehan suara urutan ke-3, tapi hokinya kurang beruntung (karena tidak menjadi kursi), akhirnya tidak dapat kursi pimpinan (karena perolehan kursi dewannya bukan 4 besar),” jelasnya.
Meski begitu, Deis mengaku apalah arti pimpinan, yang harus disyukuri bahwa dirinya masih dipercaya jadi jongos rakyat untuk yang ke-4 kalinya.
Disinggung soal jabatan Ketua DPC Partai Gerindra Kuningan yang beririsan gagalnya Iwan Bule ke DPR RI, Deis menegaskan pihaknya sudah mengajukan mundur.
“Saya seorang ksatria, apa yang pernah saya rilis dulu di media, apabila saya gagal (mendudukan Iwan Bule ke DPR RI) saya siap undurkan diri dari Ketua Parpol Gerindra, dan itu saya sudah sampaikan ke beliau,” kata Deis.
Namun, kata Deis, ia diberi jawaban yang justru menguatkannya. Kalo bukan Deis yang memegang, mungkin Gerindra justru tambah ancur.
Deis, kemudian menyampaikan keluhan-keluhan dan kegeramanya ke penyelenggara Pemilu di Kabupaten Kuningan, baik itu KPU maupun Bawaslu.
Ia menyinggung soal dirinya yang sempat mencak-mencak, minta sanding data tak digubris, bahkan penyelenggara Pemilu yang terkesan memutus komunikasi dari peserta. Deis juga menceritakan banyak hal perihal keberatannya atas profesionalisme penyelenggara.
Selain membahas Pemilu yang sudah dilaksanakan, Deis juga ditanya soal persiapan Gerindra di Pilkada 2024, termasuk pemilihan Bupati Kuningan.
“Pilkada, ini kan semua gak ada yang bisa mengusung sendiri (pasti harus berkoalisi),” ujarnya mengawali.
Untuk Pilkada, Deis mengaku mendapat tugas dari partai untuk mempersiapkan diri maju dalam bursa Pilkada Bupati 2024, meskipun memang belum ada rekom karena harus menyelaraskan dengan partai lain.
“Pertama, parta melaksanakan survey baik internal maupun eksternal. Kedua terkait koalisi yang dipersiapkan oleh partai, termasuk Gerindra menjalin koalisi. Ketiga bursa internal terlebih dahulu, intruksi Ketum, bagi ketua DPC yang ingin maju di Pilkada, diprioritaskan partai,” jelasnya.
Meski nanti akan ada penjaringan, ia sebagai Ketua DPC memang mendapat prioritas. Dengan pengalamannya menjadi ketua partai sebanyak 4 kali, jaringan akar rumput, dan popularitasnya, ia menegaskan sampai saat ini baru dirinya yang dianggap mumpuni untuk maju dari Gerindra. (eki)
Berikut video lengkap Podcast Kuningan Mass bersama Ketua DPC Partai Gerindra Kuningan, H Dede Ismail: