KUNINGAN (MASS) – Sepanjang tahun 2023 kemarin, kebakaran lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) mencapai 177 hektare. Hal itu diungkap Kepala Balai TNGC Maman Surahman S Hut M Si, baru-baru ini.
“Ya terkait kebakaran ini hampir setiap tahun terjadi, banyak faktor tentunya,” ujarnya mengawali, Rabu (3/1/2024) kemarin pasca menerima audiensi dari pihak NU.
Dengan 52 desa sekitar kawasan TNGC yang berbatasan langsung dengan lahan-lahan warga seperti kebun dan masyarakat, Maman menyebutkan bahwa memang, land clearing atau pembersihan lahan, paling mudah dibakar.
“Nah masyarakat itu kan yang paling mudah dan murah untuk land clearing sebelum penanaman itu kan dibakar, barangkali ada human eror belum mati ditinggalkan atau dirasa sudah mati ditinggalkan ternyata nyala lagi lalu menyebar,” analisisnya.
Selain itu, lanjut Maman, kawasan TNGC yang mudah diakses juga memungkinkan dilewati orang sembari merokok da membuang puntungnya hingga memicu kebakaran. Juga dimungkinkan ada factor lain.
“Bahwa kemudian kebakarannya sering di wilayah utara, iya. Karena apa? memang faktor alamnya mendukung, Cirmai utara itu sebagian semak belukar karena dulu letusan vulkanik ini bebatuanya lari ke utara tapi pasir suburnya ke selatan,” jelas Maman.
Meski begitu, Kepala Balai TNGC itu mengaku ada kelebihannya masing-masing di wilayah Gunung Ciremai. Meski wilayah selatan yang diberi kesuburannya, sumber mata air justru lebih banyak di wilayah utara yang mana secara kondisinya justru banyak bebatuan dan padang alang-alang. Ia kemudian mencontohkan beberapa mata air seperti Cipaniis, Talaga Remis, Cisamaya dan Talaga Nilem.
Dan soal kebakaran yang tiap tahun terjadi di wilayah utara Ciremai, Maman mengaku pihak Balai TNGC terus melakukan pendekatan ke masyarakat dalam upaya pencegahan.
“Upaya kami melakukan pendekatan-pendekatan, penyadaran yuk sama-sama menjaga gunung Ciremai (dari kebakaran),” ajaknya. (eki)