KUNINGAN (MASS) – Kelompok mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan yang beranggotakan 4 orang Iyar, Alya, Dila dan Osha berkunjung ke salah seorang seniman di Luragung, Avit Riadi. Kunjungan itu, dilakukan mahasiswa Muhammadiyyah itu dalam rangka memenuhi tugas Seni Rupa observasi mengenai seni pahat yang diampuh oleh Andi Rohendi, S Pd, M Pd.
Dalam laporan hasil observasi tersebut, Avit Riadi merupakan pengrajin yang menggunakan Kayu Kamboja. Kayu kamboja sendiri biasanya dinilai sebagai limbah yang tidak bernilai seni sehingga sering digunakan sebagai bahan bakar atau bahkan dibiarkan begitu saja.
Namun, di tangan Avit Riadi, ia mampu mengubah limbah Kayu Kamboja menjadi karya seni yang bernilai tinggi. Avit sendiri menggeluti seni pahat ini dari tahun 2016 hingga sekarang.
“Saya mendapatkan kayu kamboja tersebut dari pemakaman dan hutan setempat yang dibuang begitu saja oleh warga. Lalu saya bawa pulang ke rumah produksi yang bernama Sakami Art merupakan singkatan dari Saung Karya Mandiri,” ujar Avit saat observasi beberapa waktu lalu.
Sosok pengrajin ini memiliki banyak sekali pengalaman yang terkait dengan karya seni pahat. Hasil karyanya itu, diperkenalkannya ke setiap daerah bahkan hingga ke Eropa. Avit, juga tak pelit berbagi ilmu pada para mahasiswa.
“Seni pahat melibatkan proses mengukir atau memahat sebuah bahan dasar, seperti batu, kayu, atau logam, dengan menghilangkan bahan dari bahan tersebut untuk membuat bentuk atau patung.Tujuan utama seni pahat adalah untuk menciptakan patung tiga dimensi yang berdiri sendiri, dengan bentuk yang mewakili objek atau gambar yang diinginkan,” jelas Avit ke mahasiswa. (eki)