KUNINGAN (MASS) – Jalan Panjang Perniagaan Kuningan menjadi tajuk diskusi yang diangkat Tudgam Kuningan dalam rangkaian program seri edukasi publik Bertamu=Bertemu Bubur Katjang Hidjau Ketan Hitam Kuningan dalam pameran Ruang Tamu PKN (Pekan Kebudayaan Nasional) 2023 yang telah berlangsung sejak 20-29 Oktober 2023 di Pasar Jaya Cipulir Jakarta Selatan.
Diskusi yang berlangsung secara sederhana ini, menghadirkan pengajar di DKI Jakarta Dendi Sucipto S Pd, pengajar di DKI Jakarta yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan Sarukun (Sarjana Urang Kuningan) , kemudian penulis, pemerhati lingkungan dan humanisme kelahiran Kuningan Wawan Awonk, serta peneliti Kuningan Institute Ilham Ramdani S IP MIKom.
Diskusi Jalan Panjang Perniagaan sendiri, dimoderatori Royadi salah satu pendiri Tudgam Kuningan sekaligus penulis dan pengajar sastra di Kuningan.
Dalam diskusi tersebut, Awong memaparkan tentang budaya perniagaan yang dilakukan secara turun menurun ala masyarakat Kuningan yang kemudian memberikan konstribusi terhadap pembangunan infrasutruktur warga berdasarkan hasil perniagaan tersebut.
Sementara, Dendi dalam kesempatannya menyebutkan bahwa perniagaan Kuningan telah berlangsung cukup lama bahkan sejak masih memakai konsep barter. Ia mencontohkan apa yang dilakukan antara warga Kuningan yang notabene berada di dataran tinggi dengan kultur tanah yang subur di sekitar vukanik Gunung Ciremai yang menghasilkan beragam tanaman sayur dan hasil bumi, barter dengan warga pesisir pantai yang memiliki hasil laut.
Untuk diketahui, Tudgam sendiri merupakan organisasi seni lintas disiplin ilmu sejak 2005 dengan fokus pengembangan seni melalui pendidikan, workshop, pameran, pertunjukan, penelitian, dan pendokumentasian di Kuningan. Yang mana, wadah ini berusaha mengangkat komunitas-komunitas warga Kuningan yang berada di Jakarta.
Agenda diskusi perniagaan ini, digelar dengan tujuan terjalin jejaring yang dapat saling mendukung guna pemajuan kebudayaan dan termasuk nilai-nilai ekonomi masyarakat Kuningan secara luas.
Selain membahas perniagaan, Dendi yang juga perwakilan dari Sarukun (Sarjana Urang Kuningan) memaparkan tentang bagaimana eksistensi komunitas-komunitas warga Kuningan yang berada di Jakarta, tentang bagaimana proses alternatif niaga ini berkembang dan bagaimana siasat yang dilakukan dalam bertahan hidup.
Diskusi Jalan Panjang Perniagaan Kuningan yang menjadi salah satu rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional 2023 yang digagas Tudgam ini mengangkat isu tentang burjo, perkembangan, sebaran, hingga kondisi masa kini.
Dengan mengangkat ‘Sejarah Bubur Katjang Hidjau Ketan Hitam Kuningan’ mereka mengangkat kembali seri niaga jangka panjang tentang Kuningan yang akan selesai hingga 2028.
Bertempat di pasar Jaya Cipulir Jakarta Selatan, Tudgam membuat Ruang Tamu di sebuah kios untuk menjadi ruang pameran sekaligus ruang menjamu tamu. Didalamnya para warga diajak untuk mengenal dan mengapresiasi sejarah burjo. Ruang Tamu Tudgam pun mengangkat budaya warga dalam mengkonsumsi bubur kacang hijau ketan hitam Kuningan, dimana warung Burjo hari ini bukan hanya tempat menyantap makanan saja, melainkan menjadi ruang sosialisasi,diskusi, membangun kesadaran komunitas, mempertemukan berbagai orang dan gagasan.
Jika sejarah burjo merupakan respon atas kondisi sosial ekonomi Indonesia dimasa perang, Ruang Tamu tudgam di Pasar Jaya Cipulir ini dapat menjadi ruang untuk mendiskusikan masalah-masalah warga hari ini, mendorong komunikasi dan proses saling belajar antar warga untuk tumbuh bersama sambil menyantap bubur kacang hijau ketan hitam Kuningan. (eki)