KUNINGAN (MASS) – Indonesia menghadapi tantangan serius dalam mengatasi krisis kesehatan mental yang semakin merajalela. Angka bunuh diri yang mencapai 826 kasus pada tahun 2022 bukanlah sekadar statistik, melainkan representasi dari nyawa manusia yang hilang terlalu cepat. Tantangan ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah.
Kasus bunuh diri adalah masalah serius di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Namun, penyebaran konten yang menggambarkan atau mendiskusikan tindakan bunuh diri dapat memiliki konsekuensi serius dan bahkan dapat memicu tindakan serupa oleh individu lain. Oleh karena itu harus bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial.
Pemerintah dan Tanggung Jawabnya dalam Mengatasi Krisis Kesehatan Mental
Semakin sering terdengar kisah orang-orang yang merasa putus asa, terkucil, atau tidak mampu menghadapi beban hidup mereka. Namun, penting untuk bertanya apakah pemerintah telah merespons seruan yang tak terdengar ini dengan tindakan yang cukup tegas.
Krisis kesehatan mental tidak bisa dianggap enteng. Penting untuk memperbaiki pencatatan kasus bunuh diri agar data yang lebih akurat dan terperinci tersedia. Tanpa data yang tepat, pemahaman yang benar tentang masalah ini hampir tidak mungkin.
Masalah ini juga berkaitan dengan kurangnya dukungan kesehatan mental yang tersedia, terutama untuk generasi muda yang semakin merasa terjebak dalam tekanan sosial dan ekonomi.
Remaja yang mencoba bunuh diri atau melukai diri sendiri adalah luka yang tak terlihat yang semakin merajalela.
seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada layanan kesehatan mental/jiwa. Membicarakan perihal kesehatan mental di Indonesia, hingga kini hal tersebut belum mendapatkan perhatian yang layak.
Padahal, tidak mungkin lengkap kondisi kesehatan tanpa adanya kesehatan jiwa, karena potensi kerugian ekonomi bangsa akibat penyakit jiwa cukup besar sekali, maka dari itu pemerintah perlu menyoroti tentang kasus ini.
Rekomendasi konkrit yang dapat membantu
Kesehatan mental adalah bagian integral dari kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memainkan peran kunci dalam mengatasi krisis ini. Berikut adalah beberapa rekomendasi konkrit yang dapat membantu:
Pertama, Perbaikan Pencatatan dan Pelaporan, Segera perbaiki sistem pencatatan kasus bunuh diri untuk memastikan data yang lebih akurat dan terperinci. Ini akan membantu dalam perencanaan kebijakan yang lebih efektif dan memungkinkan kita untuk mengidentifikasi tren yang mungkin memerlukan perhatian lebih.
Kedua, Penyediaan Layanan Kesehatan Mental,Tingkatkan ketersediaan dan aksesibilitas layanan kesehatan mental di seluruh negeri. Ini mencakup peningkatan jumlah fasilitas kesehatan mental, pelatihan untuk tenaga kesehatan, dan pemberian layanan yang terjangkau bagi semua warga.
Ketiga, Implementasikan program pendidikan kesehatan mental di kurikulum sekolah untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya kesehatan mental, mengurangi stigma, dan memberikan mereka alat untuk menghadapi tekanan hidup.
Keempat. Sediakan pelatihan dan sumber daya kepada orangtua dan keluarga untuk membantu mereka mendeteksi tanda-tanda masalah kesehatan mental pada anak-anak mereka, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan dan Lanjutkan kampanye tentang kesadaran masyarakat tentang masalah kesehatan mental, yang bertujuan mengurangi stigma dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan mental.
Terakhir, Keterlibatan Kebijakan Publik, Pemerintah perlu mengambil tindakan nyata dalam pengembangan kebijakan kesehatan mental yang komprehensif. Ini mencakup alokasi anggaran yang memadai, regulasi yang mendukung ketersediaan layanan.
Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan dan program-program kesehatan mental berkelanjutan dan diperbarui secara berkala. Pemantauan dan evaluasi terus-menerus diperlukan untuk memastikan keberhasilan program-program ini.
Melalui upaya bersama ini, ada harapan yang dapat menciptakan perubahan positif yang mendalam dalam kesehatan mental di negeri ini.
Ini harus di soroti oleh pemerintah, Mari bersama-sama menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas, mengakhiri krisis ini, dan memberikan harapan kepada mereka yang merasa terputus asa. Semuanya tidak boleh lagi mengabaikan seruan ini, saatnya pemerintah bertindak.
Kesimpulan
Indonesia menghadapi krisis kesehatan mental yang meningkat pesat, terutama ditandai dengan lonjakan angka bunuh diri. Dalam konteks ini, pemerintah harus segera mengambil tindakan dengan perbaikan pencatatan, peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan mental, dan pendidikan kesehatan mental. Terlebih lagi, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental sangat dibutuhkan, karena tidak mungkin mencapai kondisi kesehatan yang lengkap tanpa kesehatan jiwa yang baik. Kurangnya perhatian terhadap masalah kesehatan mental dapat berdampak besar pada ekonomi bangsa. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian serius pada kasus kesehatan mental untuk mengatasi krisis ini dan mencegah potensi kerugian ekonomi serta memberikan harapan bagi individu yang memerlukan bantuan.***
Penulis : Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta