KUNINGAN (MASS) – Kepala Desa Randobawailir Kecamatan Mandirancan, Badri, menyayangkan kejadian yang menimpa salah satu warganya, MPL, yang ditusuk saat berada di kelas.
Murid kelas 3 di SMAN 1 Mandirancan itu, ditusuk seorang lelaki yang bukan siswa sekolah tersebut. Selain korban, ternyata laki-laki yang menusuknya itu juga tinggal di desa yang sama.
“Orang itu (terduga pelaku), orang Mandirancan aslinya, ngontrak di desa kami. (Tidak tahu) ada hubungan apa pacaran atau apa (tadinya),” ujarnya sembari menegaskan, kalo korban adalah asli warga desanya.
Baca : https://kuninganmass.com/ngeri-ada-aksi-penusukan-siswi-di-sekolah/
Kades, menunjukkan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Dikatakan, sebenarnya ayah korban sudah pernah operasi jantung. Dan saat menerima kabar kejadian sang anak yang ditusuk, ayah korban sempat dikatakan shock bahkan pingsan.
“(Kemarin) Guru-gurunya kesini (ke desa) ke kami (berunding),” ungkapnya.
Sejauh yang ia tahu, sebelumnya pernah ada cekcok antara laki-laki tersebut dengan keluarga korban. Kabarnya, tadinya ada hubungan dan putus (blokir kontak hp).
“(Katanya) Malemnya juga sudah cek-cok juga, biasanya kejadian itu dendam mungkinlah. Denger-denger sih pacaran diputusin,” sebut Kades.
Badri sendiri mengaku mengenal korban merupakan anak baik. Orangnya pendiam dan kalem. Justru, ia tidak begitu tahu lelaki yang menjadi terduga pelaku penusukan tersebut.
“Yang kami sesalkan, kenapa orang gak pake seragam bisa masuk (sekolah),” tuturnya di akhir wawancara. (eki)