KUNINGAN (MASS) – Sampah menjadi persoalan dibanyak tempat, seperti pencemaran udara, penyakit hingga banjir. Itulah kenapa, sampah harus dikelola dengan baik. Dan metode Keranjang Takakura dan Ecobrik, adalah dua diantara cara pengelolaannya.
Dua metode itu, disosialisasikan Mahasiswa PBL 2 Stikkes Kuningan di tempat pengabdiannya, Desa Bagawat Kecamatan Selajambe. Sosialisasi itu, bagian dari Program Intervensi Kesehatan Masyarakat BOS (Bagawat Olah Sampah) yang digelar sejak bulan Agustus 2022 lalu.
Kegiatan sendiri, dihadiri oleh warga Desa Bagawat, beberapa kelompok masyarakat, pemdes desa serta tokoh masyarakat setempat.
PBL 2 sendiri, dikuti oleh 10 mahasiswa yakni Adelia Dwi Neliawati, Akmal Faiz Muhammad, Astri Distya, Ayu Mulya, Desi Fitriany Rahmatillah, Devina Alvionisa, Filiana Aisya, Sigit Hermansyah, Syifa Nur Fauziah dan Windi Defiani.
Kegiatan ini, dibimbing Dosen Pembimbing Akademik Hamdan SKM M KM dan
Pembimbing Lapangan Romansyah, SKM.
“Tujuan pengabdian ini adalah mengelola sampah di Desa Bagawat. Dan salah satu cara mengatasi dampak negatif sampah adalah mengolah sampah berbasis masyarakat,” ujar pembimbing, Hamdan.
Adapun, proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses pengomposan aerob, di mana udara dibutuhkan sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos.
Sementara, untuk pengolahan sampah plastik, yang digunakan adalah metode ecobrik. Fungsinya bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya.
Dengan cara mengolah kembali limbah botol plastik menjadi barang yang bisa digunakan kembali seperti tempat sampah, kursi, dan meja serta mendukung penyadaran terhadap masyarakat Desa Bagawat untuk membuang sampah pada tempatnya sesuai arahan.
“Dengan adanya Proram BOS ini semoga bisa memberikan manfaat dan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait pengolahan sampah. Dengan tujuan untuk laju timbulan sampah di Desa Bagawat,” sebut Sukandar S Pd MM, Kepala Desa Bagawat. (eki/rl)