NUSAHERANG (MASS) – Namanya Maman, tapi lebih akrab disapa dengan sebutan nama belakang yang sesuai profesinya sebagai pengrajin sepatu handmade, ‘Maman Sepatu’.
Usianya kini menginjak 64 tahun. Tinggal di Blok Kaliwon Kampung Tenjo Layar RT 17 Rw 5 Desa Jambar Kecamatan Nusaherang Kuningan.
Pada kuninganmass.com baru-baru ini, dirinya mengaku menggeluti profesi sebagai pengrajin sepatu kulit yang jadi penghidupannya ini, sudah 30 tahun. Semua dibuat dan dipasarkan serba manual.
“Sekarang mah, dijual juga sama anak ke Cikijing. Di rumah kalo ada pesanan aja,” tuturnya.
Sembari banyak bercerita soal produknya yang sempat menurun di masa covid, Maman juga menjelaskan saat ini kembali mulai menggeliat soal sepatu, apalagi menghadapi bulan ramadhan.
“Sekarang udah mulai bikin contoh-contoh untuk sendal, udah mulai banyak yang minta,” imbuhnya.
Meski usianya sudah lanjut, Maman dan karyanya masih menemani banyak orang, terutama para pecinta alas kulit.
Jahitannya yang tertata, bahan dan lem yang kuat, jadi pilihan banyak orang, bukan hanya orang biasa.
Bahkan Maman mengaku, pejabat-pejabat pun, terutama dahulu saat dirinya masih sangat aktif, banyak datang kepadanya.
Maman orang yang ramah. Meski sampai saat ini dirinya sangat manual, tidak dijual medsos, dirinya masih sangat mau beradaptasi jika ada pemesan yang meminta gaya baru.
Untuk pembuatan sepatu, orang datang ke rumahnya, atau bisa janji temu terlebih dahulu dengan menghubungi telpon/sms 083172994789 via gadget. (eki)