KUNINGAN (MASS) – Pernyataan Arteria Dahlan yang meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin memecat Kejati karena menggunakan bahasa Sunda saat rapat, itu sangat melukai kesatuan dan persatuan orang sunda (Kebhinekaan).
Saya Sebagai orang Sunda, dan juga sebagai ketua Pasundan Istri (Pasi) merasa terusik oleh pernyataan Arteria Dahlan yang meminta Kejagung memecat Kejati karena menggunakan bahasa Sunda saat rapat.
Saya selaku Pupuhu Pasundan istri (Pasi) kab. Kuningan menyesalkan pernyataan yang diucapkan oleh saudara Arteria dahlan.
Benar2 sangat disayangkan (mencengangkan) itu keluar dari seorang wakil rakyat.
Sementara Kami organisasi Pasundan Istri (Pasi) pemakaian Bahasa sunda itu tertuang dalam AD/ART untuk digunakan dalam setiap kesempatan dalam Pertemuan Organisasi PASI.
Hal itu tertuang dalam
AD/ ART Pasundan istri :
Bab 1 Pasal 1 point 5 anu unggelna Pasundan istri ngagunakeun 2 basa. Nyaeta basa Indonesia sareng basa Sunda.
Adapun
Visi Pasundan istri (Pasi) ;
Adalah terwujudnya wanita Indonesia yang cageur bageur,Bener,Pinter,Singer,
Jujur,Junun, Akur, Teuneung tur ludeung.
Bahkan salah satu Misi Pasundan Istri (PASI)
“Memelihara bahasa Ibu, budaya tradisional dan mengembangkan budaya daerah”
Bhinneka Tunggal Ika disebut sebagai ikrar pemersatu bangsa yang menggetarkan jiwa. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras maupun antar golongan.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika menunjukkan bukti keanekaragaman Indonesia yang patut dijunjung tinggi, serta saling menghargai perbedaan.
Perbedaan bukan alasan untuk saling memecah belah ikatan persaudaraan. Meski sangat beragam, bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Di sinilah arti Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya.
Bhinneka Tunggal Ika jika diterjemahkan memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Ikrar sederhana yang penuh makna
Sebagai warga negara yang baik, saya kira pak arteria dahlan hanya harus mengetahui lebih banyak perihal semboyan bangsa Indonesia, “Bhinneka Tunggal Ika”.
Pak Arteria Dahlan sekarang telah meminta maaf kepada masyarakat Sunda, saya yakin masyarakat Sunda akan memaafkan. Namun tak cukup hanya itu, sebagai tokoh politik yang dikenal luas dengan pernyataaannya.
Saya berharap agar jangan sampai terulang lagi.
Dan kedepannya sebagai elite politik agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan sebuah pernyataan.
Saya kira sebagai masyarakat saya juga wajib nengingatkan serta memberikan edukasi dan kritikan kepada elite politik. Jadi tidak elite politik saja yang memberikan edukasi kepada masyarakat.***
Tresna Sumirat Hermiati,S.Pd.
Pupuhu PD. Pasundan Istti
Kab. Kuningan
