KUNINGAN (MASS)- Kematian kerbau di Desa Cihirup Kecamatan Ciawigebang secara mendadak sempat membuat peternak mengira ada faktor mistis.
Hal ini tidak terlepas dari tiba-tibanya kerbau mati tanpa sebab. Karena itu mereka mengurus kerbau sudah puluhan tahun.
Ketika mati biasanya selalu ada gejala sakit sehingga peternak tidak kaget. Akibat hal itu ada peternak yang membuat sesajen.
Dari informasi yang kuninganmass.com himpun membuat sesajen ketika kerbau mati jumlahnya belum belasan. Tapi ternyata tidak ada hasilnya justru meningalnya lebih banyak.
“Iya ada warga yang buat sesajen, yang disimpan di hutan dekat desa.Kematian pertama kerbau adalah Sabtu,” ujar Kadus Wage Enda, Jumat (28/1/2022).
Sepert diketahui dugaan dugaan sementara menurut dokter hewan milik Dinas Peternakan dan Perikanan Rofiq, kerbau mati karena kembung yang disebabkan pakan/ rumput yang masih basah.
Pihak dinas melalui UPTD Puskewan Ciawigebang sudah memberikan pembinaan supaya jangan digembalakan pada pagi hari yang rumput masih basah.
“Kami juga sudah memberikan obat kembung untuk kerbau-kerbaau yang ada gejala perut kembung,” tandasnya.
Mengenai kabar bahwa hewan ternak mati terjadi di desa lain, Rofiq menyebut, informasi sementara yang terjadi di Desa Cihirup saja.
“Kerbau yang mati juga oleh warga sudah dikubur. Terkait istilah bangkar adalah sore masih sehat tiba-tiba paginya ditemukan mati,” jelasnya.
Mengenai fonomena yang terjadi, sudah biasa karena kalau kasus kembung atau bahasa medis tympani/ Bloat pada hewan ruminansia sering terjadi
“Bukan hanya kerbau, tapi juga pada sapi dan domba sering terjadi,” ujarnya.
Antisipasi agar tidak terkena adalah, pihaknya menyarankan cara pemberian pakan rumput harus dilayukan dulu. Jangan diberikan pada kondisi basah
“Misal rumput hari ini kita berikan untuk besoknya. Begitu seturusnya, apalagi saat ini musim hujan pasti basah selain tentu oleh embun,” jelasnya.(agus)