KUNINGAN (MASS) – Tindakan tegas diambil oleh Balai Taman Nasional Gunung Ciremai kepada 8 pendaki ilegal yang naik pada Jumat (14/1/2022).
Mereka disanksi tegas dengan tidak boleh mendaki selama setahun kedepan. Hal ini diharapkan ada efek jera bagi 8 pedaki dan bagi yang lain yang mau mencoba melakukan hal yang sama.
“Kemarin seluruh pendaki kita panggil beserta Wakasek Bidang Kesiswaan SMK Pertiwi, dan juga orangtua murid dari pendaki yg sudah tidak sekolah,” ujar Kepala TNGC Teguh Setiawan MSI, Rabu (19/1/2022).
Adapun bentuk sanksinya adalah
untuk sekolah diberikan surat teguran dam untuk pendaki dibuatkan surat peringatan keras dan sanksi tidak boleh mendaki (blacklist) selama 1 tahun.
“Kami berharap sanksi ini bisa menjadi perhatian bagi semua pihak karena jangan main-main ketika mendaki,” tandas.
Berikut kronologis 8 pendaki
Sabtu (15/01/2022), dikejutkan dengan kabar yang mengatakan ada 4 pendaki yang los kontak di jalur pendakian. Kabar tersebut sempat heboh karena ada anggapan bahwa para pendaki tersebut hilang.
Akhirnya Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pun menelusurinya ke base camp Linggajati.
Namun Barna dari base camp Linggajati tidak memiliki informasi tersebut tapi ia membenarkan bahwa dirinya ditelepon Basarnas Bandung.
Pukul 18.00 WIB datanglah dua orang laki-laki yang merupakan guru pembimbing pramuka dari anak-anak yang mendaki tersebut.
Guru pembimbing pramuka salah satu SMK di Kuningan tersebut membenarkan bahwa ada delapan orang yang mendaki ke gunung Ciremai.
Empat orang adalah siswanya, tiga orang sudah lulus dan tidak tahu berasal dari sekolah mana dan satu orang merupakan siswa SMK.
Guru pembimbing pramuka tersebut menjelaskan bahwa kegiatan pendakian mereka bukan merupakan kegiatan sekolah.
Bahkan dari pihak sekolah melarang ada kegiatan di luar sekolah, jadi ini murni keinginan pribadi dari para siswa tersebut jelasnya.
Setelah kurang lebih tiga jam menunggu, kami mendapat kabar dari guru pembimbing pramuka bahwa mereka sedang dalam perjalanan turun.
Setelah ditunggu kurang lebih satu jam, mereka sampai di pos Linggajati dengan dijemput memakai motor.
.
Setelah dimintai keterangan dari salah seorang ketua rombongannya (Ar) menjelaskan kronologisnya bahwa kegiatan muncak tersebut sudah direncanakan bersama temannya seminggu sebelumnya.
Namun setelah dua hari berikutnya (Ar) mendapat khabar bahwa semua jalur pendakian ditutup maka (Ar) pun memberitahukan bahwa kegiatan muncak dibatalkan.
Tapi rupanya dua teman yang lainnya mendesak supaya kegiatan muncak tersebut jangan dibatalkan. Keinginan itupun didukung kelima anggota lainnya.
Padahal menurut pengakuan Ar bapaknya tidak mengijinkan karena takut terjadi apa-apa mengingat cuaca sering hujan dan takut ada badai.
Namun hal tersebut tidak diindahkan oleh (Ar) mengingat desakan dan ajakan teman-temannya itu.
Oleh karena (Ar) tahu jika kegiatan muncak tersebut saat ini harus booking online sementara minta ijin dulu kepengelola jalur tidak mungkin diijinkan, maka timbullah niat jeleknya, yaitu melakukan kegiatan muncak secara sembunyi-sembunyi.
Akhirnya mereka melakukan kegiatan muncak dengan sembunyi-sembunyi seolah-olah tidak terlihat ada kegiatan muncak.
Singkat cerita akhirnya mereka berdelapanpun naik secara illegal pada hari Sabtu dini hari. Dalam kegiatan muncak tersebut mula-mula mereka memberi khabar kepada dua orang temannya berinisial (Di) dan (Im) namun waktu itu yang terus eksis berkabar dengan para pendaki adalah Im.
Namun saat (Di) menanyakan khabar para pendaki ke (Im), Im menjawab bahwa ia los kontak dengan para pendaki tersebut.
Nah anggapan (Di) los kontak itu disangka para pendaki tersebut hilang. Karena (Di) tersebut kebetulan akrab dengan pihak BPBD Kuningan.
Akhirnya (Di) mengabarkan prihal tersebut ke pihak BPBD Kuningan dan disitulah awal mula terjadi miskomunikasi dan terjadinya kesimpangsiuran berita karena mungkin saja dalam perjalanannya informasi tersebut mengalami kesalahan.
Pihak BPBD menganggap bahwa para pendaki sudah lama berada di atas dan pihak BPBD tidak mau ambil resiko. Namun entah siapa ke siapa akhirnya beritapun tersebar.
Inilah salah satu contoh kasus bagaimana heboh dan cepatnya informasi menyebar.
Imbas dari kegiatan pendakian illegal beruntung mereka selamat, kalau terjadi apa-apa pasti lebih heboh lagi dan pasti akan bikin runyam.(agus)