KUNINGAN (MASS) – Dunia pada saat ini telah berada pada puncak segala kemajuan. dunia terus berubah seiring berjalannya waktu. Peradaban dahulu primitif kian maju menjadi suatu yang modern.
Salah satu kemajuan yang paling pesat di era modern ini adalah ilmu. Ilmu pengetahuan dengan segala teori dan metode yang diterapkan kaum intelektual telah banyak merubah peradaban dunia.
Sebagai agama yang menekankan pemahaman pada ilmu pengetahuan, Islam menempatkan kaum intelektual pada posisi yang penting dan strategis dalam membangun kehidupan masyarakat dan peradaban.
Mereka dipandang sebagai hal yang fundamental dalam kehidupan masyarakat, dan menjadi tauladan dalam membangun kehidupan yang berbahagia.
Mahasiswa sebagai salah satu kaum intelektual memiliki kedudukan penting dalam masyarakat.
Mereka berperan sebagai urat nadi perkembangan kehidupan masyarakat, terutama dikalangan pemuda. Pemuda dengan fisiknya yang kuat, semangatnya yang tinggi dan keingintahuan yang besar dapat mengangkat kejayakan suatu peradaban.
Mahasiswa yang merupakan salah satu unsur pemuda dengan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai normanya merupakan suatu aset strategis bangsa yang pontensial untuk membangun peradaban.
Maju tidaknya suatu peradaban bisa dinilai dari kualitas masyarakatnya, khusunya para pemuda.
Banyak peristiwa sejarah yang membuktikan bahwa kejayaan atau kemunduran suatu peradaban salah satunya adalah dari seberapa hebat kualitas generasi mudanya.
Sebagai generasi muslim penerus peradaban, sudah seharusnya mahasiswa mampu membentuk diri dengan ilmu pengetahuan dan meningkatkan pemahaman akan nilai Islam sebagai agama yang Rahmatan lil alamin agar p yang ada pengaplikasiannya, ilmunya tidak bertentangan dengan nilai Islam.
Pembentukan prilaku yang baik juga sangat diharuskan agar setiap tindakan mahasiswa tidak bertolak belakang dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Pada dasarnya, peradaban yang ideal adalah peradaban yang mampu menyandingkan ilmu pengetahuan dengan keindahan berprilaku.
Pengetahuan dan perilaku merupakan dua unsur yang harus tertanam secara bersandingan. Maka dari itu, sebagai seorang muslim tidak boleh memisahkan antara pengetahuan (ilmu) dengan perilaku (adab).
Yang dikatakan sebagai muslim terpelajar adalah muslim yang menyelaraskan pemahaman atau pengetahuan dengan perilaku yang baik.
Mahasiswa Islam adalah mata tombak harapan masyarakat untuk dapat merubah kondisi bangsa yang kian hari kian runyam dari berbagai aspek.
Harapan yang paling tinggi semua irang adalah terwujudnya peradaban yang maju dan damai. Sebagai langkah awal untuk mampu memahami hakikat dari Islam, maka harus diawali dahulu melalui pemahaman makna kata dari Islam itu sendiri.
Islam berasal dari kata assalmu yaitu damai, perdamaian.
Maka secara sederhana dapat diartikan bahwa agama Islam adalah agam yang memberikan kedamaian dan senantiasa menjaga kedamaian.
Perilaku yang bertentangan dengan perdamaian dapat digolongkan sebagai sikap yang melenceng dari islam.
Damai menurut pemahaman Islam tidak hanya terbatas pada perilaku sesama manusia saja melainkan meliputi segala aspek yang ada di bumi ini.
Artinya selain berperilaku untuk berdamai dengan sesama, sebagai mahasiswa muslim juga diwajibkan untuk berdamai dengan alam dengan cara menjaga dan melestarikan seluru ciptaan-Nya yang ada muka bumi ini tanpa terkecuali.
Dengan mengkoridori pola pikir dengan landasan islam, maka akan mempermudah seorang mahasiswa muslim untuk bersikap atau menghadapi permasalahan sehari-hari dengan tenang.
Dengan ketenangan dalam bersikap akan mampu melahirkan solusi yang baik dan bijaksana.
Banyak tokoh besar muslim dan sangat berjasa terhadap kemajuan peradaban dunia yang bisa dijadikan motivasi oleh mahasiswa muslim.
Sebut saja Ibnu Sina, yang dijuluki Bapak Kedokteran Dunia. Ada pula Abu Arihan atau yang biasa dikenal Al-biruni yang seorang ahli filsafat, sains, astronomi, dan obat-obatan. Karya mereka sangat dihargai bahkan oleh orang-orang barat sekalipun.
Peran mahasiswa muslim dalam membangun peradaban haruslah disesuaikan dengan kadar kemampuan dan skillnya.
Karena kemampuan dan skill merupakan modal seorang mahasiswa untuk berkarya. membangun peradaban yang damai dan berbahagia tidak mesti menunggu untuk menjadi tokoh besar dan terkenal, tetapi dimulai dengan mengaplikasikan hal kecil yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya untuk menjadi besar maka harus diawali dari hal yang kecil. Apabila setiap pengaplikasian skill tersebut diiringi semangat tinggi dan meniatkan dalam hati untuk terus mengasah potensi, maka lambat laun hadilnya akan besar.
Sejatinya peran mahasiswa muslim sebagai kaum intelektual dalam membangun peradaban bukanlah ajang untung menjadi tokoh besar dan terkenal, akan tetap esensinya adalah untuk menjadi orang yang bermanfaat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
Penulis : Fikri Alfauzi
Hukum Ekonomi Syariah 7
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah, Kuningan