KUNINGAN (MASS) – Pada Jumat (5/2/2021) kemarin, HMI genap berusia 74 tahun. Karenanya, seluruh kepengursan dari tingkatan pengurus besar hingga komisariat memperingatinya dengan cara masing-masing.
HMI Kabupaten Kuningan sendiri, memperingatinya dengan menggelar tasyakuran berupa pengajian, dan do’a bersama di sekretariat bersama HMI- KAHMI Kuningan.
Ketua pelaksana Diah Alkaff menjelaskan kegiatan tidak akan terlaksana jika tidak ada kesadaran dan rasa memiliki dari para anggota dan pengurus.
“Dengan tema Mengokohkan Komitmen Keumatan dan Kebangsaan, setidaknya anggota HMI diajak untuk sedikitnya mengingat tentang pejuangan serta peran pemrakasanya yang dijadikan pahlawan nasional yaitu Prof. Lafran Pane,” sebut Diah.
Dirinya menyebut, saat Lafran Pane masih menjadi mahasiswa STI (sekarang, UII ), pada tanggal 05 Februari 1947 jam 16.00, Lafran meminta Izin untuk berbicara didepan kelas.
Saat itu, sedang berlangsung pembelajaran mata kuliah tafsir yang diampu oleh Husein Yahya. Lafran pane kemudian masuk ke kelas da mengutarakan sebuah kalimat yang memorable.
“Hari ini adalah rapat pembentukan organisasi islam, karena semua persiapan dan perlengkapan sudah beres.
Siapa yang mau menerima berdirinya organisasi mahasiswa islam ini, itu sajalah yang diajak, dan yang tidak setuju biarkanlah mereka terus menentang,” ujarnya meniru sang pendiri.
Ketua Umum HMI Cabang Kuningan Gozin Muslim dalam sambutannya menyebut, HMI pertama kali berdiri membawa visi mempertahankan NKRI, mempertinggi derajat rakyat serta menegakan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
“Selanjutnya dikenal sebagai visi keindonesiaan dan keislaman, dimana visi itu nilainya tidak berubah hingga saat ini dan menjadi warisan untuk kita sebagai kader HMI untuk tetap teguh dalam menjalankan syariat Islam namun tidak meninggalkan identitas ke-Indonesiaan,” paparnya.
Ghozin menambahkan, kader HMI juga perlu untuk meningkatkan kualitas dengan mengikuti jenjang trainingnya baik yang Formal dari LK 1, LK 2, LK 3 serta training lainnya seperti LKK dan SC.
“Kemudian menjadi mahasiswa muslim Intelektual yaitu dengan menjalankan sariat islam minimal menjalankan yang wajibnya serta sebagai mahasiswa kita menjadi mahasiswa yang kritis, rajin belajar, berprestasi, meneruskan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi dan lain sebagainya,” jelasnya lebih lanjut.
Adapun acara perayaan milad ke-74 ini dilakukan do’a bersama memohon ampun kepada tuhan dan memohon agar ujian yang sedang terjadi di NKRI maupun di seluruh dunia saat ini semoga cepat untuk berakhir. (eki)