Karena PPKM PKL Didorong Digital, Doni Sebut Banyak Pedagang Bapak-Bapak, Gak Tau Cara Memasarkan Online Biar Laku
KUNINGAN (MASS) – PPKM darurat diperpanjang sampai tanggal 25 Juli mendatang. meski dengan aturan yang lebih renggang dari sebelumnya dan dengan nama baru, menggunakan istilah level, tetap saja berdampak cukup besar terutama bagi mereka yang hidup dari ‘jalan’. Seperti PKL dan sopir angkutan umum.
Seperti itulah yang dicurhatkan Doni Ryana. Lelaki asal Winduhaji yang berjualan pempek dan petrik di Jalan Juanda-Aruji itu, banyak curhat soal adanya PPKM. Karena tentu saja, penjualannya turun drastic akibat jalan yang senggang dan ditutup lebih cepat.
“Banyak sih a, yang nyaranin untuk online (pada para PKL), tapi kan pedagang itu banyak bapak-bapak yang emang gak bisa main di online,” sebutnya beberapa waktu lalu, saat diwawancarai dalam segmen podcast Tanpa Kursi-nya Kuningan Mass yang sudah tayang di channel Youtube.
Dirinya menyebut, perubahan yang terbilang mendadak di usia pedagang yang berumur, mendadak jadi gagap bermedsos. Kebanyakan, tidak tahu cara memasarkan di sosmed yang baik seperti apa, sedangkan kontak Whastapp isinya itu-itu saja. Hanya orang sekitaran yang dikenal. Pasarnya belum luas. Tidak ada akses untuk market terbaiknya.
“Kalo PPKM gini, biasanya kita akalin di produksinya, kita kurangin biar gak lebihan terlalu banyak,” sebutnya lagi.
Dalam podcast itu, Doni bercerita banyak soal zaman sekarang yang serba susah dengan sebutan ‘Zaman Rungkad’. Meski mendukung penekanan virus covid-19, dirinya berharap ada solusi untuk ‘dapur’nya PKL. Bukan hanya pedagang, sopir angkot dan profesi yang mengandalkan jalanan juga.
“Soal denda, ini kan lagi musim sulit, kalo ditambah denda besar, (belum tentu tercover omset harian) mohon tinjau ulang. Kalo pedagang-pedagang kecil kayak kita yang ken amah, kayaknya mending dipenjara ajalah, asal jangan lama-lama,” keluhnya meski tetap diakhiri senyum lebar.
Dirinya, yang juga masuk dalam paguyuban pedagang munjul (lokasi di sekitar tempatnya dagang), berharap kedepan PPKM seketat ini cepat berakhir, dan PPKM ini adalah yang terakhir. Tidak ada lagi. (eki/deden)