JAKARTA (MASS) — Upaya serius pemerintah dalam memerangi praktik perjudian digital membuahkan hasil signifikan. Pada kuartal pertama 2025, total transaksi keuangan terkait judi online tercatat mengalami penurunan tajam lebih dari 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilainya merosot dari Rp90 triliun menjadi hanya Rp47 triliun.
Data tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, dalam kegiatan Program Mentoring Berbasis Risiko (Promensisko) yang digelar di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
“Kalau tren ini terus berlanjut, diperkirakan jumlah total transaksi sepanjang tahun 2025 bisa ditekan di bawah 160 juta transaksi,” ujar Ivan.
Keberhasilan itu, menurutnya, merupakan hasil kerja kolektif Satuan Tugas Pemberantasan Judi Online yang melibatkan berbagai lembaga strategis, termasuk Polri, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Bank Indonesia. Ia pun memberikan apresiasi khusus kepada Kemkomdigi atas peran aktifnya.
“Pemblokiran lebih dari 1,3 juta konten judi online jadi bukti nyata keseriusan pemerintah menutup akses terhadap praktik ilegal ini,” ungkapnya.
Sementara, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan langkah yang sudah ditempuh baru permulaan. Selain itu, ia juga mengapresiasi peran masyarakat yang aktif dalam melawan perjudian daring.
Beberapa langkah strategis yang dilakukan Kemkomdigi dan berkontribusi terhadap penurunan transaksi antara lain pemblokiran lebih dari 1,3 juta konten judi online, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam pelacakan transaksi mencurigakan, pembatasan kepemilikan kartu SIM maksimal tiga nomor per NIK, serta operasi penegakan hukum oleh Polri yang berhasil menyita aset senilai lebih dari Rp500 miliar dari jaringan judi online.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Fokus kita ke depan tidak hanya pada penindakan, tapi juga memperkuat regulasi agar pemberantasan judi online berjalan lebih sistematis dan berkelanjutan. Kami juga berterima kasih kepada komunitas, sekolah, kampus, dan seluruh elemen bangsa yang ikut membantu. Ini perjuangan kolektif,” tuturnya. (argi)
