KUNINGAN (MASS) – Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah (STISHK) Kuningan menggelar webinar bertema Kampus Syariah Millenial, Minggu (28/2/ 2021).
Webinar yang diselenggarakan sebagai upaya Sosialisasi Kampus (SOSKAM) ini diisi lansung oleh Dr Mualim SPdI MA selaku ketua Lembaga Penjamin Mutu Internal (LPMI) STISHK.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Ketua BEM Dede Irvan, aktivis mahasiswa sekaligus Youtuber, Sandi Setiadi dan Hafidziah Vazwah Natasha.
Mengawali pemaparannya, Dr Mualim, yang juga lulusan S3 dari National University of Malaysia ini, mengingatkan tentang peranan pendidikan sebagai tonggak peradaban bangsa.
“Pendidikan adalah tonggak peradaban. Sejarah peradaban bangsa-bangsa di dunia, dari dulu hingga sekarang selalu dibangun melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan maju-mudurnya kehidupan suatu bangsa,” tuturnya.
Lebih jauh, Dr Mualim menambahkan bahwa pendidikan juga merupakan investasi jangka panjang yang tidak akan rugi.
“Pendidikan memang bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya bias dimulai dari pendidikan, “tegas Bapak dari 4 anak ini.
Tampil sebagai pembicara kedua, Sandi Setiadi, menjelaskan selama ini banyak beranggapan bahwa ketika kuliah di kampus jurusan syariah, hanya sekedar belajar agama saja secara tradisional, dengan mengaji kitab dan tinggal di pondok. Padahal kenyataannya tidak demikian.
“Yang saya rasakan dan saya alami sendiri selama kuliah di STISHK meskipun mengambil program studi Ahwal al Syakhshiyah atau Hukum Keluarga Islam, tetapi juga tetap bisa belajar ilmu-ilmu umum, belajar bisnis, teknologi dan lainnya,” tutur mahasiswa semester akhir ini.
“Lantas, sisi mellenialnya di mana? Justru selama belajar di STISHK mahasiswa diberikan kebebasan bahkan disupport langsung untuk aktif di media sosial, untuk mengatualisasi pesan-pesan Islam yang selama ini dipelajari di kampus dengan cara yang sesuai dengan teknologi dan tuntutan zaman,” tutur ativis medsos yang followernya lebih dari sepuluh ribu orang ini.
Sementara itu, pembicara ketiga, Dede Irvan, yang juga ketua BEM STISHK menguraikan berbagai kegiatan kemahasiswaan yang ada di STISHK.
Baik yang bersifat intra maupun ekstra kampus.
Dede menegaskan pentingnya mahasiswa untuk aktif berorganisasi sebagai bekal nanti terjun di masyarakat, karena hakekatnya kehidupan mahasiswa di kampus adalah miniatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai pemateri keempat, Hafidziah Vahwah Natasha, aktivis mahasiswi semester IV ini menguatkan penyampaian pemateri-pemateri sebelumnya.
Menurutnya, yang penting dilakukan oleh mahasiswa itu adalah melakukan “grow up” tumbuh dan mengembangkan diri, bukannya “glow up”, sekedar mempercantik diri.
Webinar ini, dihadiri peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, mulai dari Papua, Sulawesi, Ambon, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara Timur. Bahkan ada peserta yang berasal dari negeri jiran Malaysia.
Secara umum acara berjalan lancar. Para peserta sangat antusias mengikuti seeluruh rangkaian acara dari awal sampai akhir.(agus)