KUNINGAN (MASS) – Pameran Wayang jadi salah satu yang menarik perhatian dalam rangkaian kegiatan Seren Taun 2024. Mengusung tajuk “Merawat Pusaka Budaya Nusantara Menggali Nilai Budaya Bangsa melalui Tradisi Wayang” salah satu yang dipamerkannya adalah koleksi Wayang kulit, dan usianya sudah sekitar 200 tahun.
Keterangan itu disampaikan langsung tokoh Paseban Tri Panca Tunggal Ratu Dewi Kanti, saat pembukaan pameran wayang, Selasa (24/6/2024). Ia mengatakan, Paseban yang sudah berdiri sejak tahun 1960 itu, tetap terus merawat dan melestarikan warisan leluhur, salah satunya wayang tersebut.
“Apa yang kami miliki, bahwa Ini adalah persembahkan untuk Indonesia,” ungkapnya.
Dikatakan Ratu Dewi Kanti, Wayang kulit yang berusia 200 tahun, Wayang kulit corak Gehang Kinatar ini adalah satu-satunya peninggalan wayang kulit di Kuningan yang tersisa dari periode itu, dengan kwalitas yang masih orisinil dan prima. Wayang kulit ini, jadi warisan wayang selain wayang golek di Kuningan.
“Wayang Gebang Kinatar ini berkali-kali mendapat pujian dan perhatian khusus dari banyak pemerhati budaya seperti Alm. Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Prof Mattew Isac Cohen dari Yale University,” ujarnya.
“Kehalusan ukiran gringsing nya, dimana permukaan kulit wayang dapat menyerupai permukaan serat kain kelambu sehingga dapat ditembus cahaya secara utuh,” imbuh Dewi Kanti, menyampaikan banyak kekaguman para pihak saat mengamati koleksi tersebut.
Untuk diketahui, Pameran Wayang di Seren Taun 2024 sendiri dibuka langsung oleh Dirjen Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan RI, Hilmar Farid,B.A, MA, PhD. Dalam kegiatan itu, nampak hadir Sekda Dr. Dian Rachmat Yanuar, M.Si dan Anggota DPRD, Rana Suparman, SE.
Kegiatan, diawali dengan Tari Wayang Adipati Karna, sebagai simbol pentingnya memiliki jiwa ke patriotisme pada suatu bangsa. Pameran wayang dibuka selama rangkaian Seren Taun 2024 digelar, yakni sampai akhi pekan ini.
Dalam pembukaan Pameran Wayang, Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid,B.A, MA, PhD, sempat bicara banyak perihal fenomena warisan budaya wayang, serta pemaknaanya untuk manusia saat ini dan manusia di masa lalu. Menurutnya, orang sekarang berbicara tentang kesenian aspek keindahannya yang ditonjolkan, namun di masa lalu orang mencipta sesuatu mengedepankan aspek keluhurannya, seperti yang disampaikan dengan karya wayang dari para leluhur sebagai warisan.
“Oleh karena itu, Saya minta kerjasama juga dengan Pemkab untuk bersama-sama memastikan bahwa ini terawat dengan baik tadi, mengapa pelestarian budaya, tradisi adat kita ini sangat penting. Karena adat dan tradisi yang sudah berusia ratusan dan bahkan lebih dari itu adalah kemudi dari bangsa ini yang memberikan arah mau berjalan ke mana,” terangnya.
Sekda Dian mengatakan, Seren Tahun merupakan bagian bukti nyata kerukunan beragama dan sosial budaya yang ada di Kabupaten Kuningan, Ini miniatur Indonesia. “Dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai elemen masyarakat tanpa memandang perbedaan agama suku maupun latar belakang lainnya ini,” katanya.
Sepakat momentum hari ini, menurut Dian, sebagai sarana untuk memperkuat tali persatuan dan kesatuan dan melestarikan budaya yang adiluhung.
“Untuk pelestarian wayang perlu kita jaga dan rawat, wayang sarat dengan filosopi tokoh yang menggambarkan kehidupan. Apalagi Paseban memiliki wayang ada yang berusia ratusan tahun,” kata Dian. (eki)