KUNINGAN (MASS) – Perjalanan siang itu, Rabu (29/9/2021), membawa kuninganmass.con ke jalan raya yang menghubungkan Jalaksana-Ciawigebang.
Tepat saat di Desa Sindangbarang Kecamatan Jalaksana, siang itu sudah masuk waktu makan. Perut sudah keroncongan dan meminta untuk diisi.
Disitulah, ada sebuah warung nasi yang bangunanya semi permanen dengan ukuran yang relatif kecil. Warung nasi, milik Dedi. Sepintas tidak menyakinkan, tapi begitu beres makan berubah 180 derajat.
Siang itu, beberapa menu terlihat sudah habis. Hanya ada beberapa lauk nasi seperti ayam selundreng dan sayuran serta jengkol dan tongkol serta acar ikan.
Mengisi perut, kuninganmass.com memilih ayam selundreng serta sayur dan sambel jadi pilihan.
Dengan potongan yang relatif besar, nasi yang secukupnya, ternyata mengenyangkan dan rasanya masuk di lidah. Dan ketika bayar, hanya dpinta 10ribu saja.
“Buka mah ti tabuh 5 a dugi setengah 2. Biasana moro nu bade ka sawah, panglong (buka dari jam 5 sampe setengah 2 untuk pelanggan yang mau ke sawah atau kerja pabrik kayu),” ujarnya menjelaskan kenapa siang hari, menunya sudah tinggal sedikit.
Seperti pedagang di daerah pada umumnya, Dedi juga santai saat diajak ngobrol. Cuaca terik yang panas di luar, serta jalanan yang tidak terlalu ramai juga jadi media yang asyik untuk ngobrol ngalor ngidul.
Pada kuninganmass.com, Dedi mengaku sebelumnya berdagang di luar kota. Namun, 2 tahun belakangan ini dirinya kembali ke Kuningan dan berdagang di kampung halamannya.
Setiap harinya, Dedi dan sang istri memasak sekitar 15 menu lauk pauk. Selain makan di tempat, dirinya juga biasa menerima pesanan melalui online 0812 8463 4676 via Whatsapp. (eki)