KUNINGAN (MASS) – Warga Kelurahan Windusengkahan, Kuningan, khususnya di RT 05 RW 02, dilanda keresahan akibat banjir yang telah terjadi sebanyak empat kali setiap kali hujan deras turun. Banjir dengan ketinggian yang diperkirakan hamper mencapai 1 meter itu berdampak parah pada rumah-rumah warga, termasuk rumah Bu Ona yang berada dekat saluran irigasi atau kali kecil.
“Setiap mau hujan, kami selalu was-was dan panik, takut banjir datang lagi. Air meluap dan semua mengarah ke rumah kami,” ungkap Bu Ona saat diwawancarai langsung di kediamannya, Selasa (25/2/2025).
Akibat banjir tersebut, keramik rumah Bu Ona pecah, perabotan hanyut, bahkan semua ikan yang ia simpan di kolam depan rumahnya ikut terbawa arus. Tak hanya itu, nampak tembok rumah tetangga sampinya juga sebagian roboh. Warga yang memiliki rumah di samping dan di bawah rumah Bu Ona otomatis turut terdampak.
Meski sudah beberapa kali dilakukan assessment oleh pihak terkait, hingga kini belum ada penanganan lebih lanjut. Bu Ona mengusulkan agar ada solusi konkret terkait saluran irigasi tersebut.
“Saya berharap air di saluran irigasi bisa dibagi agar tidak tumpah besar sekaligus. Jika perlu, saya rela mengorbankan sebagian lahan saya jika pelebaran saluran menjadi solusi untuk mencegah banjir,” tambahnya.
Dengan dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati Kuningan yang baru, Dr. Dian Rachmat Yanuar, M.Si dan Tuti Andriani, SH., M.Kn, Bu Ona berharap pemerintah segera turun tangan. Pasalnya, ia telah mengalami setidaknya empat kali kebanjiran.
“Bapak Bupati, saya mohon secepatnya ada penanganan. Warga di sini setiap hujan turun selalu was-was. Masa kota kebanjiran, Windusengkahan kan masuk kawasan kota,” harap Bu Ona.
Kondisi ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah untuk segera bertindak, mengingat banjir yang terus terjadi bukan hanya merusak rumah warga, tetapi juga mengancam keselamatan mereka. Selain Bu Ona, Warga lainnya Bu Ade dan Pak Wawan turut berharap solusi konkret, baik berupa pelebaran saluran irigasi, pengendalian aliran air, hingga pembangunan infrastruktur pendukung, agar Windusengkahan terbebas dari ancaman banjir di masa mendatang. (argi)