KUNINGAN (MASS) – Sejumlah rumah warga Desa Sidamulya Kecamatan Jalaksana mengaku kekurangan air dalam beberapa waktu belakangan.
Seperti yang dikeluhkan Jeni dan Dini, emak-emak yang tinggal di sekitaran SDN Sidamulya. Mereka mengaku susah mendapatkan air bersih dalam beberapa pekan belakangan.
Kejadian ini juga ternyata tidak sekali. Namun sempat berulang. Emak-emak bahkan sampai protes via media sosial.
“Pami siang saat, subuh tos teu aya cai mah. Biasana di dieuna kabagiana teh jam 11 tapi ayeunamah saat bae. Kamari-kamari mocor teh jam 12 malem, subuh teu aya deui (Siang gak ada air, subuh juga gak ada air. Biasanya dulu kebagian jam 11 malem, tapi sekarang nggak ada. Kemarin-lemarin baru ada air jam 12 malem),” keluh keduanya, baru-baru ini.
Keluhan itu juga masuk akal. Jarangnya pasokan air bersih yang ternyata disalurkan melalui PAM desa itu, membuat emak-emak pusing bukan kepalang.
Kebutuhan mandi, mencuci, sampai memasak, merepotkan jika tidak terpenuhi. Belum lagi mereka yang punya anak kecil atau balita. Tentu repot, dan kadang harus mudik ke rumah mertua di desa lain agar air lancar.
Sementara, Kades setempat, Momon, kala ditanya hal tersebut membeberkan alasan air seret tersebut. Ia juga mengatakan, dari 320 konsumen, ada sekitar 10 orang yang kekurangan air.
“Perkawis cai, kahiji sumber cai nu alir. Pengurus sareng desa berupaya terus ngambil langkah-langkah tujuan supaya di Sidamulya kabagi sadaya (Pertama karena sumber air kecil. Kami di desa dan pengiris berusaha terus mengambil langkah agar semua warga kebagian),” jawabnya, Kamis (30/10/2024).
Langkah yang sudah ditempuh mulai dari pasang tarif hingga bagi waktu. Namun ia juga memgamini, di lapangan ada juga kejadian air yang kebuang, atau bocor. Ada juga rumah kosong yang airnya mengalir ke pembuangan lewat gorong-gorong. Banyak kendalanya.
Meski begitu, dalam beberapa hari belakangan, kata Kuwu, air sudah naik ke pembuangan (artinya air di bawah penuh) meski ke konsumen, sekali lagi belum merata. (eki)