CILIMUS (MASS) – Sejumlah warga yang rumahnya di Dusun Pahing Rt 08 RW 03 Desa Sampora Kecamatan Cilimus, merasa dianaktirikan. Pasalnya, sudah bertahun-tahun lamanya, jalan yang biasa mereka lintasi berkondisi rusak berat.
“Selama ini kita sudah usulkan lewat perangkat desa. Tapi kita selalu dikasih janji,” rungut Zaenal, salah seorang warga setempat, Senin (24/1/2022).
Meski di kawasan tersebut penduduknya tidak banyak, sebagai warga negara Indonesia, Zaenal dan tetangganya merasa berhak untuk menikmati kue pembangunan.
“Gang-gang kecil saja sudah dihotmik, masa ini dibiarkan saja. Padahal dekat jalan provinsi, tapi sama sekali gak disentuh pembangunan. Sudah lebih dari 5 tahun aspirasi kami tidak didengar. Ini diskriminatif namanya,” ketus Zaenal.
Lantaran keluhan masyarakat di sana tidak didengar, pada 2021 lalu mereka secara swadaya melakukan perbaikan jalan agar terasa nyaman. Sayangnya, kiriman air dari jalan raya malah membuat jalan tersebut rusak kembali.
“Pas hujan gede, ada saluran di jalan raya yang mampet. Terjadilah banjir. Airnya tumpah ke pertokoan (samping Ponpes As Shidqu, red) dan juga ke jalanan kami. Ya rusak lagi. Padahal kami sudah swadaya membuat agar jalan ini terasa nyaman,” tuturnya kesal.
Baik kepada pemerintah desa maupun pemerintah daerah, Zaenal meminta agar memberikan perhatian layak kepada warganya. Sekecil apapun jumlah penduduknya, perlakuan diskriminatif tidak boleh dilakukan oleh pemerintah selaku pengayom masyarakat.
“Kita kan tahu katanya anggaran desa itu besar sekarang mah. Masa sih kita terus-terusan menunggu sampai lebih dari 5 tahun. Kemarin kita sudah mandiri melakukan perbaikan, eh malah kena banjir,” ucap Zaenal. (deden)