Connect with us

Hi, what are you looking for?

https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-3893640268476778/main/editContentAds?webPropertyCode=ca-pub-3893640268476778&adUnitCode=1128420475 Smart Widget MGID

Economics

Wah, Makin Dilirik! Pasar Keuangan RI Mulai Panen Kepercayaan Global. Update Nilai Rupiah Minggu Ini

KUNINGAN (MASS) – Setelah sempat menguat pada pekan lalu, nilai tukar Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada pembukaan Kamis (5/6/2025), Rupiah sempat dibuka menguat di level Rp16.250 per dolar AS (bid), melanjutkan tren positif dari penutupan Rabu (4/6/2025) yang berada di posisi Rp16.285 per dolar AS.

Namun, tren ini tidak bertahan lama. Pada penutupan Kamis (12/6/2025), Rupiah justru melemah ke posisi Rp16.230, dan pada pembukaan Jumat pagi (13/6/2025), mata uang Garuda kembali terkoreksi ke level Rp16.260 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi di tengah dinamika pasar keuangan global yang masih fluktuatif.

Meski nilai tukar cenderung tertekan, pasar obligasi menunjukkan respons positif. Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun dari 6,68% menjadi 6,66%, mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap surat utang negara. Penurunan ini juga sejalan dengan turunnya yield US Treasury (UST) 10 tahun ke 4,359% dan melemahnya indeks dolar AS (DXY) ke 97,92.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Indikator risiko Indonesia juga mengalami perbaikan. Premi credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun turun dari 75,92 basis poin (6 Juni) menjadi 73,47 basis poin (12 Juni 2025). Penurunan ini menjadi sinyal positif bahwa investor global melihat stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga meskipun berada dalam tekanan eksternal.

Pada periode 10–12 Juni 2025, investor nonresiden tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp5,20 triliun, dengan rincian:

  • Rp5,08 triliun di pasar SBN
  • Rp0,83 triliun di pasar saham
  • Jual neto Rp0,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)

Secara tahunan hingga 12 Juni 2025, data Bank Indonesia mencatat:

  • Beli neto Rp53,91 triliun di pasar SBN
  • Jual neto Rp47,54 triliun di pasar saham
  • Jual neto Rp21,82 triliun di SRBI

Tren masuknya modal asing ke pasar obligasi menegaskan, bahwa investor tetap menaruh kepercayaan terhadap prospek jangka menengah ekonomi domestik, meski nilai tukar bergejolak. (argi)

 

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement Smart Widget MGID
Exit mobile version