KUNINGAN (MASS) – Dukungan Wagub Jabar H Uu Ruzhanul Ulum terkait penurunan status TNGC menjadi Taman Hutan Raya banyak dikecam oleh berbagai pihak. Namun, ternyata Bupat Kuningan H Acep Purnama mengaku salut dengan langkah yang dilakukan oleh mantan Bupati Tasikmalaya itu.
“Wajar Pak Uu memberikan dukungan. Saya salut dengan beliau. Sekali lagi wajar sebagai wagub yang punya siikap yang sama dengan kami. Toh niat kami hanya ingin membangun suasana kebersamaan,’ ujar Bupati Acep usai membuka dua kegiatan BPS Kuningan, Rabu (5/2/2020).
Acep kembali menegaskan, terkait TNGC, apapun caranya, apapun bentuknya, apapun itu yang terpenting ada dikembalikan kewenangan daerah untuk mengelola wilayah gunung Ciremai. Meski ada yang menilai selama ini dikelola oleh BTNGC menjadi bagus.
“Saya rasa urusan bagus tidaknya relatif. Kalau dimata saya hanya ingin, pertama janganlah kita memposisikan diri kita masing-masing seolah-olah tumpang tindih kekuasaan melalui kewenangan-kewenangan,” tandasnya.
Menurutnya, ini sebuah pemerintahan, ini ada wilayah kabupaten Kuningan, di sini ada kawasan gunung Ciremai.
Kalau disatu padukan masih ada bentuk kesatuan dan kenapa Pemkab Kuningan ditiadakan kewenangannya.
“Kami juga tidak akan merusak. Niat kami hanya ingin  membangun suasana kebersamaan. Jangan seperti gini, TNGC memberikan izin untuk diolahnya sebuah wilayah kepada si A, si B atau perorangan maupun kelompok. Sementara kami dilewati. Padahal yang menyangkut perizinan itu ada di kami. Ini harus saya sampaikan, ” tegas bupati serius.
“Mangga pak wilayah ini boleh dibangun anu. Tapi kan IMBnya harus dari kami, tata ruangnya harus minta pendapat dari kami,” tambahnya lagi.
Mengenai banyak kecaman kepada wakil gubernur, Acep meminta kepada semua pihak untuk menahan diri. Semua naitnya baik yakni untuk melestarikan alam. Didalam alam itu ada ekologi, ada habitat, ada apa yang harus dikembalikan,
Acep melanjutkan, dari dulu ia mengerti kehadiran TNGC. Kala itu dirinya masih anggota DPRD dan masih keberatan, karena belum jelasnya apa makna dari pembagian zonasi yang ada di TNGC yang berakibat kepada pembagian kewenangan.
“Zona inti sekitar kawah oke setuju jangan ada yang mengganggu, zona tengah yaitu zona rimba atau zona penyangga itu punya semangat yang harus kita lestraikan. Tapi ada zona pemanfaatan zona kolaborasi, itu yang saya maksudkan,” tandasnya lagi.
Diterangkan, apalgi kalau dirunut fals back ke belakang, bahwa zona-zona itu ada, lahan-lahan itu ada yang tuhan atau Allah ciptakan sambil tersenyum untuk dimanfaatkan semaksimal untuk masyarakat. Bukan “dikieu-kieu”. (agus)
