KUNINGAN (MASS) – Beberapa waktu ke belakang sebuah tempat cantik, dengan banyak gaya selfie dan foto estetik berseliweran di media sosial. Tempat itu bernama Sawah Lope.
Sawah Lope sendiri merupakan sebuah lokasi pertanian (lo-pe) yang berada di Desa Cikaso Kecamatan Kramatmulya Kuningan.
Sudah lama jadi lokasi pertanian, destinasi ini memang menjadi banyak buruan orang selfie, berolahraga pagi, atau memang pemburu foto pagi atau senja setelah terbentang jalan coran cukup lebar yang memotong sawah.
Sebenernya tidak heran, selain karena area pesawahan yang terbentang luas dan menyegarkan mata, pemandangan yang menghadap langsung ke Gunung Ciremai pun jadi daya tarik.
Marup yang merupakan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) desa saat diwawancarai kuninganmass.com mengaku garapan ini dimulai karena pada tahun 2020 lalu, desanya ditetapkan pemerintah daerah sebagai desa wisata.
“Konsekuensinya, harus ada lokasi atau lahan tempat wisata. Karena kalo tidak ada, ya tidak ada daya tariknya sebagai desa wisata,” sebutnya mengawali, Rabu (24/2/2021) pagi.
Bertempat di kawasan Sudi mampir, diceritakannya bahwa kawasan sawah sudah mulai ramai dikunjungi sejak jalannya diperlebar. Awalnya jalan diperuntukan sebagai akses mengangkut hasil tani.
“Spontanitas, masyarakat datang kesini untuk olahraga, selfie karena kan lokasinya bagus,” ujarnya.
Saat ini, lokasi pertanian yang tak jauh letaknya dari jalan desa itu (sekitar 500-1000 m dari balai desa), masih dalam penataan. Meski begitu, dengan adanya gazebo-gazebo yang eye-cathcing, membuat orang penasaran datang.
“Sebenarnya belum resmi dibuka, tapi ya alami aja viralnya,” akunya sembari menyebut saat ini, semua masih serba swadaya masyarakat.
Adapun di sawah lope sendiri, yang ditawarkan sangat menarik. Selain adanya gazebo-gazebo di tengah sawah yang bisa disewakan, ada juga disewakan kostum tani.
Tentu ini menarik, dengan spot foto yang natural entah itu dengan background gazebo, ‘galengan’ sawah, background Gunung Ciremai ataupun air mengalie tentu jadi koleksi foto yang bagus.
Ada juga ban yang bisa digunakan untuk bermain seluncur di jalur air yang tidak begitu lebar.
Hebatnya, dengan semua kenyamanan tidak ada uang masuk. Kecuali tentu sewa gazebo dan makan.
Ada ticketing biasanya hanya Sabtu-Minggu saja, hari biasa, sementara ini masih terbuka bagi siapapun.
“Kedepan sih, kita juga akan sediakan paketan wisata. Seperti kemarin kita pernah coba untuk paket goes (peserta tidak sampai 20 orang, red),” ujarnya.
Sehingga disewakan sepeda dari penduduk, keliling kampung, dan beli produk UMKM lokal.
Prinsip yang dipegang semakin banyak orang yang bisa datang semakin banyak produk yang bisa dijual. Makin banyak yang terkena manfaat.
Diakui Maruf, kedepan untuk jadi desa wisata memang masih banyak yang harus dibenahi. Seperti sarana prasarana, dan mental pariwisata masyarakat seperti menerima tamu dengan baik dan senantiasa menjaga kebersihan. (eki)