KUNINGAN (MASS) – Digelarnya muslub yang dilakukan sebagian cabang HMKI pada Minggu (23/5/2021) kemarin di Bappeda Kuningan, menghasilkan ketua baru versi muslub.
Pihak panitia, Agi Rahaden Ranu, dalam pernyataan tertulisnya, menyebut panitia bersyukur atas jalannya muslub dengan lancar.
“Kami juga berterima kasih banyak berterima kasih kepada para partisipan delegasi daripada cabang-cabang yang ada di HMKI. Tentu kami menaruh harapan agar kedepannya, HMKI ini dapat lebih komunikatif dan menjalin hubungan baik dengan cabang-cabang yang ada,” tulisnya dalam pres rilis.
Disebutnya, muslub sendiri merupakan tanda berakhirnya periode kepengurusan HMKI periode 2019-2021.
Agi menguatkan, muslub sendiri disepakati 4 cabang HMKI dengan tanda tangan ketua dan cap dari masing-masing cabang, seperti IPPMK Jadetabek, IPMK Jogjakarta, HMK-TR Tasik, dan Himadiwa Purwokerto.
Meski tidak menandatangi pernyataan sikap soal muslub, hadir juga, sebagai undangan cabang HMKI lain, IMK Cirebon.
Agi menyebutkan, dalam muslub kemarin Dewan Pembina Toto Toharudin turut hadir . Toto, yang juga Kadisporapar Kuningan itu, dikatakan Agi, hadir dan membuka acara.
Adapun hasilnya, muncul nama Ashif Abdul Basith, sebagai ketua terpilih HMKI versi muslub.
Basith sendiri, merupakan kader yang besar dan banyak berkiprah dari IPMK Jogjakarta. Basith merupakan mantan ketua umum IPMK Jogjakarta periode 2016-2017, Angganagara ke-15.
Ketua umum IPMK Jogjakarta Gofur Cucucaniago memastikan, meski banyak persepsi baik dan buruk, tapi pada akhirnya terpilih bersama.
“Alhamdulillah. Meskipun banyak persepsi baik dan buruk, tapi pada akhirnya jogja yang dipilih sama temen-temen IPPMK Jadetabek, Himadiwa Purwokerto, dan HMK Tasik Resik,” sebutnya.
Ketua HMKI versi Muslub, Basith sempat menyampaikan visi misinya di forum.
Mengawali visi misi, dirinya mengaku dalam menentukan arah dan langkah organisasi, tentu butuh pertimbangan dan perhitungan yang tepat serta secara komprehensip.
Karenanya, visi misi yang diangkat bukanlah formalitas belaka. Tapi jadi referensibargumentatif setiap cabang dan khususnya pengurus HMKI sendiri.
“Membentuk HMKI yang berkarakter dan visioner berasaskan Pancasila dan nilai-nilai kedaerahan,” ucapnya menyebut visi.
HMKI sebagai corong intelektual yang berbasis kemahasiswaan, menurut Basith sudah semestinya memiliki karakter dan daya visioner supaya mampu menjawab tantangan dan dinamika perubahan daerah, nasional bahkan internasional.
“Karakter adalah modal utama dalam mengarungi arus lokalisasi dan globalisasi. Dengan karakteristik yang kuat, serta daya gerak yang massif dan terstruktur maka HMKI hari ini, representatif untuk dijadikan penggerak pembangunan,”imbuhnya.
Lebih lanjut, Basith juga memaparkan visinya soal visioner. Dijelaskannya, visioner adalah upaya menatap dan menanggapi perkembangan zaman untuk menangani perkembangan isu-isu nasional dan internasional, perkembangan teknologi dan pentingnya perkembangan intelektual kedaerahan.
Karenanya, dirinya merincikan apa saja yang akan menunjang visi dan misi yang diangkatnya meliputi 3 poin.
Pertama aktualisasi HMKI yang inivatif, akomodatif, dan kreatif. Kedua harmonisasi HMKI dalam instrumen emosional dan intelektual, serta ketiga HMKI mampu mewadahi dan memfasilitasi mahasiswa-mahasiswa yang berpotensi dan yang berprestasi.
“Revitalisasi kehadiran HMKI dalam bingkai primordial atau kedaerahan dan keIndonesiaan, merupakan barasi besar bagi kita khususnya Kuningan,” sebutnya.
Meski begitu, diakuinya permasalahan selalu datang dan selalu dibenturkan dengan problematika yang ada. Tendensi politik baik di ranah kampus, maupun publik secara daerah.
Bahkan, karena politik tersebut, acapkali HMKI menimbulkan perspektif negatif karena cenderung ranah politis.
“Maka dengan upaya yang masif dan efektif dalam revitalisasi peran HMKI di bidnag intelektual kedaerahan dan keIndonesiaan, akan menjadi wadah HMKI yang lebih representatif sebagai corong oengerak mahasiswa Kuningan Indonesia yang berasaskan pancasila dan nilai-nilai kedaerahan,” ujarnya panjang lebar.
Saat ditanya apa yang akan dilakukan kedepan, apakah selesai di muslub atau ikut agenda HMKI sebelumnya, adanya Musda dirinya tidak memastikan.
“Saya nunggu hasil dari HMKI (sebelumnya sendiri, red). Narasi apa yang ditawarkan ke setiap cabang, khususnya 4 cabang yang menyepakati muslub,” imbuhnya di akhir.
Adapun, di kesempatan berbeda, Ramdan sendiri menjelaskan soal agendanya kedepan setelah adanya muslub. Ramdan bilang, akan mengagendakan acara bersama.
“Kami, pengurus akan mengagendakan acara bersama utusan-utusan seluruh cabang, termasuk persiapan. Diharapkan dapat hadir,” ucapnya. (Eki)
Moan
24 Mei 2021 at 19:14
Wah ada apa ini?