KUNINGAN (MASS) – Di tengah tekanan global dan gejolak pasar keuangan internasional, satu angka yang tak pernah lepas dari sorotan publik kembali mencuat, yaitu utang luar negeri Indonesia. Namun, ada kabar menarik di balik besarnya angka tersebut, struktur utang justru dinilai tetap sehat dan terkendali.
Berdasarkan siaran pers resmi Bank Indonesia yang diakses pada Rabu (18/6/2025), posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 tercatat sebesar 431,5 miliar dolar AS, mencatat pertumbuhan tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 8,2%, naik signifikan dibandingkan Maret 2025 yang hanya 6,4%. Peningkatan ini sebagian besar berasal dari sektor publik dan didorong oleh melemahnya dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
ULN Pemerintah meningkat menjadi 208,8 miliar dolar AS, atau naik 10,4% (yoy). Ini merupakan peningkatan dari pertumbuhan 7,6% pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh penarikan pinjaman serta meningkatnya minat investor asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) domestik indikator kuatnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Meskipun mengalami kenaikan, pemerintah menegaskan bahwa pengelolaan utang dilakukan secara hati-hati, terukur, dan akuntabel. ULN digunakan untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti:
- Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,3%)
- Administrasi Pemerintah dan Pertahanan (18,7%)
- Jasa Pendidikan (16,4%)
- Konstruksi (12,0%)
- Transportasi dan Pergudangan (8,7%)
Hal menarik, 99,9% dari total ULN pemerintah merupakan utang jangka panjang, menunjukkan struktur yang aman dari sisi jatuh tempo dan risiko pembiayaan jangka pendek.
Sementara itu, ULN sektor swasta justru mengalami kontraksi sebesar 0,6% (yoy), membaik dari kontraksi 1,0% pada Maret. Ini dipicu oleh pemulihan ULN pada lembaga keuangan yang tumbuh 2,9% setelah sebelumnya terkontraksi. Sektor yang paling banyak menyumbang ULN swasta adalah:
- Industri Pengolahan
- Jasa Keuangan dan Asuransi
- Pengadaan Listrik dan Gas
- Pertambangan dan Penggalian
Sebanyak 76,9% dari total ULN swasta merupakan utang jangka panjang, menandakan orientasi investasi yang cenderung berjangka dan berkelanjutan. Kamu juga bisa cek langsung dan unduh documentnya mengenai statistik utang indonesia juni 2025. Klik aja di sini.
Meskipun nilai utang naik, rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) justru turun menjadi 30,3% dari sebelumnya 30,6%. Ini menandakan pertumbuhan ekonomi nasional yang mampu mengimbangi peningkatan utang. Komposisi utang jangka panjang secara keseluruhan juga sangat dominan, yakni 85,1% dari total ULN. (argi)
