KUNINGAN (MASS) – Sadarkah kita bahwa satu dosa yang kita lakukan adalah sebuah pengingkaran kepada Tuhan? Sadarkah kita bahwa dosa membuat kita jauh dari-Nya? Sadarkah kita bahwa dosa sudah tak terasa, sehingga menutup hati dan jiwa?
Dan kemudian, tahukah kamu? Iya, kamu yang lagi baca. Bahwa Tuhan selalu ada dan mengharapkan kita kembali kepada-Nya, meskipun kita melakukan dosa yang begitu hebat kepada-Nya.
Bahkan, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah lebih bahagia menerima taubat seorang hamba daripada seseorang yang menemukan kembali untanya yang hilang di tengah padang pasir.
Adakah cinta yang lebih besar daripada cinta Allah kepada seorang hamba-Nya? Lalu, apa yang menghalangi kita untuk kembali? Apakah karena malu? Takut tak diampuni? Atau merasa bahwa diri ini terlalu kotor untuk layak kembali kepada-Nya?
Ketahuilah, sebesar apa pun dosa kita, ampunan Allah jauh lebih luas. Dia tidak pernah menutup pintu taubat, bahkan ketika kita sendiri sudah lelah dengan dosa-dosa kita.
Allah berfirman dalam surah Az-Zumar ayat 53:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” (QS. Az-Zumar: 53)
Lihatlah bagaimana Allah memanggil kita dengan panggilan lembut: “Wahai hamba-hambaKu…” Ia tidak memanggil kita dengan sebutan “pendosa” atau “pengkhianat”, tapi dengan panggilan kasih yang menunjukkan bahwa kita tetap milik-Nya, meskipun berkali-kali berpaling.
Maka jangan tunda taubat. Karena kita tidak pernah tahu kapan waktu kita habis. Kita tidak tahu kapan napas terakhir akan tiba. Jangan tunggu hati menjadi bersih untuk kembali, karena justru dengan taubatlah hati akan dibersihkan oleh-Nya.
Kita kembali, bukan karena kita sudah baik. Tapi karena kita ingin menjadi baik. Dan hanya Allah yang bisa membersihkan kotoran dalam diri kita.
Oleh: Lutpi, mahasiswa STISHK Kuningan
