KUNINGAN (MASS) – Seusai melaksanakan ibdah shalat Idul Fitri, ummat muslim merayakan kemenangan dan kebahagiaan. Di Indonesia secara umum, banyak masyarakat yang merayakan hari kemenangan dengan berbagai hal termasuk yang dilakukan oleh warga Kampung Pogor, Desa Cijagamulya, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, berduyun-duyun menuju pemakaman desa untuk melaksanakan tradisi tahunan: Ziarah kubur.
Tradisi yang mengakar kuat di masyarakat Muslim Indonesia ini memiliki makna mendalam, tata cara syar’i, dan manfaat spiritual berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Hadis.
Bagi warga Kampung Pogor, ziarah kubur Idul Fitri bukan sekadar ritual, tetapi juga sebagai bentuk bakti kepada orang tua, Seperti yang dilakukan Opik Nurtaufik, warga Pogor yang rutin membersihkan makam almarhumah ibunya sambil membaca doa.
“Jika manusia meninggal, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” ujarnya mengutip sebuah hadist.
Ustadz Wawan Riswandi selaku tokoh agama di kampung tersebut juga menjelaskan terkait ziarah kubur,
“Ziarah kubur mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanya sementara, sebagaimana sabda Nabi: ‘Berziarahlah ke kubur karena itu akan mengingatkanmu pada akhirat, ” tutur Ust Wawan tersebut, menukit HR Abu Daud.
Selain itu, lanjutnya, sebagai umat muslim juga harus bisa untuk mengikuti anjuran ketika memasuki pemakaman, secara umum diantaranya yaitu :
1. Adab masuk pemakaman dengan Mengucapkan salam, “Assalamu ‘alaikum ahlad-diyar minal mu’minin wal muslimin…” yang memiliki arti yaitu (“Semoga keselamatan atas kalian, wahai penghuni kubur…”).
2. Aktivitas di makam
Membersihkan makam: Tradisi “nyekar” (menabur bunga) sebagai bentuk penghormatan, tanpa berlebihan, Membaca doa
3. Larangan yang Dihindari
Meratap histeris dan Meminta kepada kuburan
Artikel ini dapat dikembangkan dengan survei partisipan ziarah kubur.
(rqb/mgg)
