KUNINGAN (MASS) – Desa Gunungkarung, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, tak hanya dikenal dengan kisah mistisnya, tetapi juga menyimpan tradisi unik yang telah berlangsung sejak dulu, yaitu memandikan Kepala Desa atau Kuwu saat kemarau panjang melanda.
Menurut Kuwu Asep Anugrah, tradisi tersebut dilakukan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar hujan segera turun. Masyarakat membawa Kuwu dengan iring-iringan menuju sebuah tempat bernama Panuusan. Dimana Kuwu akan dimandikan di depan banyak orang dalam suasana penuh kebersamaan dan khidmat.
Ritual itu biasanya diikuti oleh hampir seluruh warga. Mereka membawa makanan seperti nasi uduk dan lauk pauk sebagai bentuk sedekah dan rasa syukur. Sesepuh desa yang memimpin tradisi itu, mempercayai mampu mendatangkan hujan setelah kemarau panjang.
Menurut Kepala Desa Gunungkarung, Asep Anugrah, tradisi memandikan Kuwu terakhir kali dilakukan sekitar tahun 2000-an. Meski kini sudah jarangdilakukan, masyarakat masih mengenang tradisi sebagai warisan budaya yang sangat bermakna.
“Terahir itu sekitar tahun 2000an itu juga kalau 1 tahun full tidak turun hujan. Setiap kali ritual ini dilakukan, doa dan permohonan masyarakat selalu dikabulkan oleh Allah SWT. Tradisi ini juga menjadi simbol persatuan masyarakat dalam menghadapi masa-masa sulit,” ujar ceritanya Asep
Menurutnya dengan perkembangan zaman, banyak nilai-nilai lokal yang mulai terkikis. Namun, warga Gunungkarung berharap tradisi dan kearifan lokal seperti itu tetap dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan modernitas. (didin)