KUNINGAN (MASS) – Indonesia adalah sebuah negeri yang kaya akan berbagai macam budaya, adat istiadat, dan suku bangsa. Dari berbagai bentuk budaya dan adat istiadat yang berlaku dan diakui di masing masing suku di tanah air.
Maka senjata juga merupakan salah satu corak yang memiliki tempat khusus dalam hidup dan kehidupan masyarakat. Selain sebagai tempat pertahanan, senjata tersebut juga dapat berfungsi sebagai salah satu benda pusaka yang dipercaya bisa menolak bala dan sebagai tolak ukur sosial pemilik atau penyandangnya dalam masyarakat.
Kekayaan budaya berupa senjata beberapa diantaranya adalah mandau (suku Dayak-Kalimantan), kujang (suku Sunda-JawaBarat), rencong (Aceh), celurit (Madura).
Mandau yang merupakan sejenis pedang senjata tradisional suku bangsa Dayak, tidak luput Kabupaten Kuningan menjadi sorotan ketika berbicara persoalan peninggalan budaya berbentuk senjata.
Kebudayaan keris di Kabupaten Kuningan ditandai munculnya perspektif Masyarakat tentang nilai sakral berkaitan dengan “Keris Setan Kober”, Keris Setan Kober disakralkan oleh sebagian penduduk Kabupaten Kuningan Timur sebagai salah satu senjata utama yang dipegang oleh Pangeran Sutajaya.
Terlepas daripada nilai sakral tersebut, keberadaan keris bagi masyarakat Kabupaten Kuningan masih menjadi primadona koleksi pribadi yang digunakan sebagai pegangan ataupun nilai budaya.
Adanya pengrajin pembuat keris diwilayah Kabupaten Kuningan bagian timur tentu saja menjadi sebuah tanda jika kelestarian Keris di Kabupaten Kuningan masih hidup.
Tepat di wilayah Ciawi Gebang masih ada beberapa tokoh masyarakat yang aktif memelihara kelestarian serta menjaga dan merawat keberadaan Keris di Kabupaten Kuningan.
Tentunya, ini menjadi sebuah pemahaman jika perkembangan serta keberadaan kebudayaan “Keris” di Kabupaten Kuningan masih bisa diperhitungkan.
Dari sinilah, nilai tradisi tersebut diharapkan lebih diperhatikan oleh dinas terkait terutama perihal tentang pelestarian kebudayaan tosan aji di Kabupaten Kuningan agar terus ditingkatkan sebagai upaya menarik para wisatawan dan menjadikan kabupaten Kuningan sebagai Parawisata berbasis budaya-tradisi serta sejarah.
Penulis : Raden Hamzaiya & Raden Nana Mulyana Latief.