KUNINGAN (MASS) – Satu lagi brand ayam crispy asal Kuningan yang harus dicoba para pemburu kuliner. Namanya Top Chicken97.
Sang owner, Muhammad Girin Firdaus menyebut Top Chicken 97 ini, pertama kali buka gerainya di Ciporang pada 7 Februari 2020.
Selang beberapa bulan kemudian, April buka cabang lagi di Pasapen. Terakhir sudah mukai buka cabang lagi di Ancaran Oktober 2020.
“Kalo nama Top Chocken, itu ide dari si bapak. Kalo angka 97, itu angka kelahiran saya, biar beda juga sama yang lain,” sebutnya saat diwawancarai Rabu (31/12/2020).
Di Top Chicken sendiri, ada tiga menu utama dengan kualitas terjamin. Ada Ayam Original Crispi, Ayam Geprek, dan Ayam Hot Spicy. Beberapa pemesanan juga bisa dilakukan paketan per box.
“Kedepan, kita pengen nyoba burger. Cuman memang kita belum buka di semua gerai. Karena bahan produksi sama SDM nya belum sinkron lah. Kita masih ngeriset, gimana caranya biar rasanya enak harga pas,” tuturnya.
Kuninganmass.com mencoba menu yang disediakan. Ada Ayam Geprek yang sambelnya panas-panas nagih.
Enak. Tekstur ayamnya juga renyah diluar tapi lembut di dalam. Apalagi, Girin juga memang menjamin kualitas ayamnya setara dengan brand serupa yang sudah lama berdiri.
“Kedepan bisa diterima sama masyarakatnya. Mudah-mudahan kedepan bukan hanya di Kuningan, tapi sampe keluar jawa,” harapnya.
Owner lainnya, Jaja Sunarja menyebut Top Chicken 97 juga membuka kemitraan bagi siapapun yang ingin bergabung.
Top Chicken sendiri, memiliki beberapa tipe mukai dari gerobakan, small outlet take away, konter semi resto, dan resto.
“Sistem kemitraan open investasi, bisa perorangan atau kelompok. Jangan khawatir, tahap pertama usaha berjalan, untuk pengembalian 100 persen modal. Setelah itu, baru bagi hasil antara owner bisnis dan investor,” sebutnya.
Selaim sebagai investor yang tentu cocok sekali untuk passive income, bisa juga merangkap sebagai pengelola (pekerja, red). Untuk satu gerai gerobak misalnya, estimasi hingga 20 juta dan bisa dilakukan patungan. Untuk gerai biasanya ada tambahan hitumgan biaya renovasi tempat.
“Pengembalian modal itu, rentang waktunya 1-2 tahun. Kita gak ambil untung dulu. Setelah itu, baru ada bagi hasil,” jelasnya.
Dirinya menjelaskan, sejak awal sebenarnya ada saja investor besar yang menganggupi seluruh pembiayaan seluruh Kuningan. Namun dirinya membuka prioritas untuk kalangan menengah kebawah, pekerja maupun belum, yang ingin berpartisipasi. (eki)