KUNINGAN (Mass) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kuningan menggelar aksi turun ke jalan kemarin, Minggu (20/11), mendukung perjuangan rakyat petani di Desa Sukamulya Majalengka dalam mempertahankan tanahnya. Bahkan, PMII juga menyayangkan tindakan represif aparat terhadap para petani Sukamulya beberapa waktu lalu.
“Kami meminta agar petani yang ditahan di Polda dibebaskan, dan tarik mundur aparat gabungan dari Desa Sukamulya Kecamatan Kertajati Majalengka. Kami mengecam tindakan aparat yang bersikap represif kepada petani, dan meminta Pemprov Jabar agar menghentikan penggusuran paksa warga Desa Sukamulya,” tegas Ketua PC PMII Kuningan Rasdi saat memberikan keterangan persnya kepada awak media.
Pihaknya menyatakan solidaritas yang sebesar-besarnya kepada kaum tani di Sukamulya. Aksi yang diawali dengan long march dari sekretariat PMII di Windusengkahan Kuningan menuju Bundaran Cijoho Kuningan.
Dalam aksinya, mereka meminta Gubernur Jabar Ahmad Heryawan agar tidak memaksakan kehendak pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), yang dinilai merugikan rakyat disana. Tak hanya itu, PMII juga menyesalkan adanya sikap represif aparat dengan menembakan gas air mata kepada masyarakat petani disana.
“Ribuan lahan sawah untuk ketahanan pangan kehidupan masyarakat dikorbankan, demi merealisasikan nafsu pembangunan guna memfasilitasi orang-orang elit dengan fasilitas bandara. Mau makan apa mereka jika sawahnya digusur oleh pemerintahnya sendiri, bagaimana mungkin daerah Jabar bisa swasembada pangan kalau lahan sawahnya terus dirampas oleh pemerintahnya sendiri,” kata Aras sapaan akrabnya.
Pihaknya juga meminta, agar masyarakat Kuningan dapat mengirim pesan singkat kepada Kapolri, Gubernur dan Kapolres Majalengka melalui telepon seluler, supaya menarik mundur pasukannya dan menghentikan pengukuran serta pengggusuran lahan di Desa Sukamulya Kertajati majalengka.
“Proyek BIJB merupakan salah satu proyek yang merampas lahan pertanian produktif, yang tidak hanya penting bagi petani tapi juga masyarakat Indonesia untuk melindungi ketersedian pangan bagi kita semua,” pungkasnya. (andri)