Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Terpaksa, Dipaksa, dan Memaksakan Diri

KUNINGAN (MASS)-  Kata-kata ini seringkali penulis dengar dari Abah (beliau adalah orang tua yang “dipikolot” di lingkungan sekitar rumahnya). Kata-kata yang simple tapi sarat makna. Seringkali beliau mengajukan pertanyaan ke tamu yang datang dengan tiga kata tersebut.

“Cing Abah rek nanya, ari didinya nyalonkeun kuwu teh kapaksa, dipaksa atawa maksakeun maneh?”. Dan ini membuat yang ditanya jadi bingung. Ada apa dengan tiga kata tersebut? Penulis coba sedikit menganalisa kandungan dari tiga kata tersebut.

Memang tak jarang ketika seseorang hendak mengambil sebuah keputusan (terutama terkait amanah kepemimpinan) berawal dari kondisi terpaksa, dipaksa, atau memaksakan diri. Penulis melihat ketiganya bukan dasar yang ideal untuk melatarbelakangi seseorang menjadi pemimpin. Mari kita analisa satu persatu.

Terpaksa, kondisi ini biasanya lahir pada saat tidak ada alternative pilihan lain sehingga secara terpaksa dengan kesadaran sendiri seseorang mengambil keputusan untuk katakanlah menyelamatkan organisasi, atau karena adanya ketentuan calon harus lebih dari satu (misal saat pendaftaran pilkades) atau alasan lainnya. Keterpaksaan ini lebih sering muncul dari pribadi yang bersangkutan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Dipaksa, kondisi ini tidak jauh berbeda dari kondisi pertama. Hanya saja, kalau “dipaksa” ini seolah-olah dilihat dari sudut pandang di luar subjek. Artinya orang-orang di sekitar subjek yang berkehendak dan bersikukuh untuk mendorong seseorang mengambil keputusan sebagai pemimpin. Dalam hal ini, terlihat bahwa ada kepercayaan dari orang-orang sekitar untuk mendorong seseorang mengambil amanah ini.

Memaksakan diri, untuk kondisi ini sangat berbeda dengan dua kondisi di atas. Kondisi ini lahir dari obsesi tinggi seseorang untuk mencapai apa yang dia inginkan tanpa melihat kemampuan diri dan ada atau tidaknya dukungan dari sekelilingnya.

Dalam hal ini penulis menilai dari ketiga kondisi tersebut semuanya bukan kondisi ideal untuk melahirkan seorang pemimpin. Ketika kepemimpinan lahir dari kondisi tersebut bisa dipastikan (walaupun tidak 100%) kepemimpinananya tidak akan berjalan secara maksimal.

Terpaksa atau dipaksa membuat seorang pemimpin tidak akan bisa maksimal menjalankan roda kepemimpinannya, akan tetapi masih lebih baik karena masih adanya dukungan dari lingkunan di sekitarnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Yang paling parah adalah saat seorang pemimpin lahir dari kondisi “memaksakan diri”. Hampir bisa dipastikan berjalannya roda organisasi akan kacau balau dikarenakan bisa jadi tidak sesuai dengan kapabilitasnya ditambah lagi tidak adanya dukungan dari sekelilingnya. Wallahu’alam****

Penulis : Slamet Rianto

Warga Kuningan Timur

 

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Incident

PASAWAHAN (MASS) – Pilkades di Desa Padamatang Kecamatan Pasawahan masih menyisakan persoalan. Ditengah upaya peredaman situasi, muncul ucapan-ucapan masyarakat pendukung calon kades di media...

Government

KUNINGAN (MASS) – Kabag OPS Polres Kuningan  Kompol Erawan Kusmayadi mengaku, pihaknya menerim uang pengamanan Rp1,5 juta/desa atau Rp304.500.0.00 untuk  203 desa. Namun, dana...

Village

KUNINGAN (MASS) – Pelaksanaan Pilkades telah usai dan berlangsung lancar. Meski begitu usai pesta demokrasi tingkat desa satu persatu permasalahan mulai terungkap mulai dari...

Village

KUNINGAN (MASS) – Pelaksanaan Pilkades telah usai dan berlangsung lancar. Meski begitu usai pesta demokrasi tingkat desa satu persatu permasalahan mulai terungkap mulai dari...

Village

KUNINGAN (MASS) – Pilkades sudah kelar digelar pada tanggal 3 November. Dari pelaksanaan di 203 desa banyak hal-hal menarik tercipta, baik dari sisi kehadiran...

Village

KUNINGAN (MASS) – Setiap pelaksanaan Pilkades selalu ada kejutan, baik incumbent tumbang atau calon ‘boneka’ yang menang. Dari 18 desa yang ada hubungan kekerabatan...

Village

KUNINGAN (MASS) – Setiap pelaksanaan Pilkades selalu ada kejutan, baik incumbent tumbang atau calon ‘boneka’ yang menang. Dari 18 desa yang ada hubungan kekerabatan...

Government

KUNINGAN (MASS)- Banyak kisah  menarik mengenai pelaksanaan Pilkades serentak di Kabupaten Kuningan. Dari 203 desa yang menggelar Pilkades ada 587 calon kades dengan 462.636...

Government

KUNINGAN (MASS) – Wakil Bupati Kuningan H M Ridho Suganda, SH MSi hadiri Rakor Lintas Sektoral Kesiapan Operasi Pamong Linggar-2019 yang dilaksanakan di Gedung...

Village

KUNINGAN (MASS) – Penutupan pendaftaran balon Piilkades pada tanggal 10 Oktober 2010 jam 24.00 WIB melegakan Panitia 11 karena semua balon ada semuanya. Dari...

Advertisement
Exit mobile version