PASAWAHAN (MASS) – Pembangunan terminal wisata Paniis masih menyisakan PR, terutama soal tuntutan masyarakat yang belum terpenuhi. Karena hal itu, pada Jumat (6/12/2019) malam, masyarakat menyuarakan lagi tuntutannya pada pemerintah melalui audiensi dengan pemdes setempat.
Yuswandi, koordinator aksi mengungkapkan masyarakat Desa Paniis Kecamatan Pasawahan menuntut ketegasan dan konsistensi pemerintah desa yang akan menghentikan pekerjaan yang sedang berlangsung jika tuntutan tidak dikabulkan.
“Dulu pekerjaan tidak akan dilaksanakan sebelum tuntutan direalisasi. Tapi nyatanya? Apalagi Bupati juga menggampangkan,” ungkapnya.
Menurut Yus, masyarakat sudah menunggu lama. Saat ini, masyarakat menuntut agar aspirasinya dikabulkan, dan memberikan tenggang waktu seminggu ke depan setelah rapat. Jika tidak ada kelanjutan, maka pekerjaan terminal wisata harus ditutup.
“Kita tunggu ketegasan pemdes, jika tidak ada kelanjutan seminggu ke depan, pekerjaan terminal tutup. kita warganya akan dukung,” imbuhnya.
Kuninganmass.com mencoba mengkonfirmasi pada pemerintah desa melalui Sekretaris Desa, Iding Hamidin. Dirinya berjanji akan menindaklanjuti tuntutan warganya tersebut.
“Muhun malam Sabtu. Sampe jam 10an. Tindak lanjutna insaAllah bade menghadap bapak bupati, kalau tidak ada halangan Senin,” ujarnya melalui sambungan seluler.
Baca juga: https://kuninganmass.com/government/soal-terminal-wisata-paniis-tuntutan-warga-belum-dipenuhi/
Saat ini pembangunan Terminal Wisata Terpadu yang telah terlaksana kurang lebih 50%. Adapun tuntutan warga sebenarnya sudah tertuang dalam BA Rapat pada 20 Agustus 2019 lalu. (eki)
Adapun beberapa tuntutan masyarakat meliputi poin – poin berikut :
- Kompensasi dari pengganti lahan sebesar 100 Juta per tahun,
- CSR PDAM kota Cirebon yang minta dikembalikan ke Desa Paniis.
- Mempertegas perbatasan antara Paniis dan Singkup
- Terjaminnya kesediaan air untuk blok Cirema
- Objek wisata dikuasakan pada desa, bukan pada PDAU
- Pembangunan bendung di bekas galian C
- Penataan berkesinambungan Hutan Kota.