KUNINGAN (MASS) – Jangan dzolim. Pesan itulah yang disampaikan mantan wakil Bupati Kuningan M Ridho Suganda baru-baru ini pasca menerima aduan PKL. Anak almarhum mantan Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda – Hj Utje itu, diwawancara pasca sepakbola, (14/6/2024)
“Kita menganggap UKM ituunsur penting untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Kabupaten Kuningan memang kuat dengan ekonomi menengah kebawah, kita tidak punya industri makanan dan restoran luar biasa, kekuatan kita UKM,” kata Edo, sapaan akrabnya.
Bakal Calon Bupati dari PDIP itu mengaku bahwa keluhan dari UKM itu hal yang wajar. Pihak lain sebagai pemerintah harus punya solusi, karena kalo hanya sebatas wacana lagi, tentu PKL akan kecewa lagi.
“Apa yang harus dilakukan pemerintah? komunikasi, pasti sudah dilakukan. Tapi yang konkritnya itu apa? Nanti supaya PKL segera menyelesaikan masalahnya dia sendiri,” sebut Edo.
Ditanya soal adanya pungutan, Edo ingin beranggapan baik, mudah-mudahan itu hanya ungkapan kekecewaan semata. Ia mengajak berbaik sangka, mungkin ada soal kebersihan, dan orang yang membersihkan harus dihargai.
Edo juga kemudian angkat bicara soal keluhan income para pedagang. Para pedagang ingin kembali ke Jalan Siliwangi. Edo mengaku sudah bertanya ke PKL, apakah kalo pemerintah punya solusi yang bisa diterima dan tetap untung, bakal dituruti? pedagang bilang iya.
Solusi yang dimaksud, kata Edo, bisa saja pedagang kembali ke Jalan Siliwangi, dengan
Income tentu mereka sangat mengeluh, pengennya mereka kembali ke Siliwangi dengan ketentuan yang jelas.
Yang dicontohkan juga cukup jelas, misal di pelataran Siliwangi bisa saja dibuat gerobak tematik yang dibuat pemerintah, dan disewakan ke PKL. Harganya jelas dan fasilitas yang didapatnya jelas.
“Bicara PKL itu mata pencaharian kita di Kuningan katanya lapangan pekerjaan yang ada jangan dihilangkan. Jangan dzolim sama mereka lah, karena mereka salah satu penyumbang ke kita, walaupun gak sadar nyumbangnya (pajak dll),” terangnya.
Ditanya konsep awal penataan kota zaman almarhum mantan Bupati Acep Purnama, Edo menyebut eks gedung SDN 17 itu adalah Puspa itu kantung parkir. Itu menjadi opsi parkir selain Langlangbuana, persis apa yang dilakukan seperti eks gedung Kantor Kecamatan Kuningan.
“Kaget juga Puspa disulap jadi kuliner, pasti ada pro-kontra, menurut saya mari buat program sesuai kajian yang sudah matang dan disepakati dua belah pihak. (Harus sesuai perencanaan awal Bappeda?) Ya Bappeda, intinya semua itu program perencanaan harus dilaksanakan sesuai kesepakatan, walaupun pemerintah itu punya kewenangan memaksa,” tuturnya.
“Kalo (bisa) ke PKL jangan memaksa, solusinya gapapa PKL ke Siliwangi (dengan gerobak tematik yang disediakan),” imbuhnya.
Edo menceritakan pengalamannya saat nonton musik di Siliwangi, dan sempat kesulitan saat mencari tempat makan. Karena itulah, lanjut Edo, adanya gerobak tematik dan jadi sentra kuliner yang bersih dan nyaman, bisa menjadi jawaban.
Dengan seperti itu, Edo berharap Siliwangi bisa menjadi pusat wisata dan pusat kuliner yang menjadi tujuan para pelancong.
“Dan yang lebih hebat lagi, kita (harus) buat Siliwangi-siliwangi(pusat wisata dan kuliner) lainnya (di Kuningan),” pungkas Edo.
Saat diwawancarai, Edo sendiri baru saja melakukan tanding sepakbola bersama Bandit FC melawan Sindangsari. Dalam kesempatan itu, ia berhasil mencetak 4 gol, dan mengunci kemenangan 6-2 untuk Bandit FC. (eki)