KUNINGAN (MASS)- Seperti yang kita tahu semakin bertambahnya hari, bertambahnya bulan, dan bertambahnya tahun teknolgi pun semakin berkembang terutama dalam bidang gadget.
Setiap harinya gadget pasti saja selalu diproduksi tentu dengan skala yang besar dan model-model yang tak pernah habis, sehingga sangat pesat melahirkan tren-tren gadget terbaru.
Apalagi bagi anak zaman sekarang yang selalu ingin mengikuti tren zaman, sehingga mengakibatkan bagi sebagian kalangan ingin terus berburu barang-barang terbaru.
Walaupun dengan harga yang melangit mereka tetap membelinya karena alasan ingin tren dan tak ingin ketinggalan zaman. Di zaman sekarang tak hanya anak muda atau orang tua saja yang kerap kali bermain gadget melainkan tidak sedikit juga anak-anak usia dini yang diberi gadget oleh orang tuanya.
Tentu hal tersebut menjadikan anak kecanduan akan gadget lalu laun lambat terlahirlah sifat malas pada setiap anak yang telah candu akan gadget tersebut.
Dari kasus tersebut akan menimbulkan ketidak tertarikan anak-anak pada media pembelajaran yakni buku dan bukankah telah tampak kemalasan anak-anak akan membaca?
Benar penyebab utamanya tak lain dan tak bukan adalah disebabkan karena gadget, gadget telah meracuni anak-anak zaman sekarang hingga mereka candu hal itu tentu mengakibatkan orang-rang di Indonesia sangat kurang minat akan membaca.
Memang tak hanya buku yang dapat menambah imu karena gadgetpun tentu bisa. Hanya saja tidak semua anak-anak menggunakan gadget untuk mendapatkan ilmu sebab tak sedikit pula anak-anak yang menggunakan gadget untuk bermain game, menontn video-video artis selebgram.
Lalu bagaimana ilmu akan bertambah jika kesehariannya hanya digunakan untuk hal-hal seperti itu? Hampir dari bangun tidur hingga hendak tidur baik anak-anak, anak muda, bahkan orang tua tak pernah luput dari gadget, gadget selalu dalam genggaman.
Lalu bagaimana negeri ini akan berkembang maju jika para penerus bangsanya hanya bermalas-malasan dan mengasih sayangkan gadget? Maka dari itu pemerintah menerapkan kegiatan literasi disetiap sekolah baik dari tingkat SD, SMP, sampai SMA.
Literasi dilaksanakan pada pagi hari sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dengan buku yang dibaca adalah novel dengan jangka waktu maksimal 1 minggu telah menamatkan novel tersebut. Sehingga kegiatan itu dapat meningkatkan daya baca bagi kalangan pelajar dizaman sekarang ini.
Pada kesempatan ini saya ingin meresensikan sebuah Novel yang pernah saya baca dengan judul Nvel tersebut yakni Bukan Nahoto. Novel karangan Mardiah Nasution ini merupakan pemenang pertama kategori novel 2016 dalam Lomba Sastra Aksara.
Novel yang berjumlah 359 halaman ini sangat menarik untuk dibaca oleh khalayak umum baik oleh generasi muda ataupun generasi tua. Novel ini mengisahkan perjuangan dua orang gadis yang beradik kakak yakni Suyatni dan Supriyatni.
Sang kakak yang berprofesi sebagai tukang becak dan sang adik yang masih duduk dibangku sekolah dengan memiiki pekerjaan sampingan yakni berjualan kacang kupas.
Keduanya berjuang mencari pundi-pundi rupiah demi pengobatan sang Bapak yang tengah melawan penyakit lumpuhnya. Itu hanyalah sebagian penderitaan yang dialami oleh kakak beradik tersebut karena akan ada banyak konflik yang terjadi hingga membuat penasaran para pembaca.
Alur yang terjadi dalam novel ini sangat sulit ditebak, penggunaan kata dalam novelpun sangat mudah dimengerti oleh para pembaca.
Rupanya sang penulis sangat mahir mengisahkannya maka tak heran Novel Bukan Nahoto dapat menjuarai di Lomba Sastra Aksara. Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam novel ini seperti nilai ekonomi, social budaya, moral dan religi .
Karena novel ini mengisahkan mengenai kehidupan sehari-hari. Hikmah yang dapat diambil dari kisah novel inipun sangat mengajarkan apa arti perjuangan saat melawan pahitnya hidup.
Selain itu tentu saja dapat dijadikan pijakan bagi para pembaca supaya lebih baik, lebih semangat lagi dalam menjalani kehidupan baik yang saat ini ataupun kehidupan yang akan datang.
Membaca itu penting karena membaca adalah kunci dari gudangnya ilmu, rajin-rajinlah dalam membaca karena negeri ini krisis orang-rang yang gemar membaca buku. Sehingga siapa tahu dengan jalan seperti ini akan menambah ilmu bagi para penerus bangsa dan dapat memajukan, memakmurkan negeri ini kelak dimasa yang akan datang. Salam Literasi! ***
Penulis : Anisa Zalsabilla (Mahasiswi PGSD Uniku)